Kamis 01 Dec 2016 17:24 WIB

Hasan Basri: Islam Bagi Saya adalah Seni Hidup

Rep: mg02/ Red: Agung Sasongko
Mualaf/Ilustrasi
Foto: republika/m
Mualaf/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ''Islam bagi saya adalah seni hidup,'' kata seorang lelaki asal Timor Timur, Roberto Freitar (32 tahun). Sejak masuk Islam, dia telah mengganti namanya menjadi Hasan Basri, seperti nama mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Saat konflik di bekas provinsi ke-27 itu pecah tahun 1992 lalu, Hasan dan sejumlah rekannya memilih tetap menjadi warga negara Indonesia (WNI). Dia dan 11 rekannya pun hijrah ke Jawa. Di Timor Timur, tanah kelahirannya itu, suasananya tak nyaman lagi. Keputusannya meninggalkan Timor Timur, diibaratkannya seperti hijrahnya Nabi dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah sekitar 1.400 tahun silam. ''Dulu, kami adalah minoritas yang hidup di komunitas Nasrani yang besar,'' katanya.

Hasan bersama warga eks Timor Timur lainnya, kini menempati Kampung Babakan, Desa Gunungmanik, Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat. Di sana, Hasan mendirikan Yayasan Le Morai yang menampung 63 anak yatim piatu dan sembilan kepala keluarga (KK). Saat Republika berkunjung ke 'kampung Timtim' itu, pekan lalu, adzan Dzuhur sedang berkumandang. ''Saya mengambil sikap tidak akan kembali ke Timor Timur selamanya,'' ujar Hasan yang ditemui menjelang shalat Dzuhur.

Sebelum meninggalkan Timor Timur, Hasan mengatakan para kerabatnya mengancam, ''Jangan kau macam-macam. Keluarga kau itu fanatik (Nasrani) semua.'' Tapi, Hasan menegaskan menjadi WNI bukanlah keterpaksaan, melainkan pilihan untuk hidup lebih baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement