Kamis 01 Dec 2016 18:45 WIB

Aksi Damai 212 Diprediksi tak akan Berimbas ke Pasar Saham

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Pekerja memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (16/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (16/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis (1/12) ditutup di teritori positif yaitu 5.198,76. Laju indeks saham ini diperkirakan akan tetap positif pada Jumat (2/12) saat ada aksi demonstrasi damai.

Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menilai, aksi demonstrasi umat Muslim besok akan berlangsung damai dan tidak menjadi sentimen negatif terhadap laju saham. "Saya pikir aksi besok akan berlangsung damai, sehingga dampak ke IHSG akan cukup positif," ujar Rangga pada Republika.co.id, Kamis (1/12). Namun demikian, ia menilai investor akan mengingat apa yang terjadi pada demo sebelumnya yang berlangsung kurang tertib, sehingga mereka tetap akan berhati-hati di pasar keuangan Indonesia.

Meski kondisi ekonomi domestik berpengaruh pada volatilitas nilai tukar, adanya aksi ini juga dinilai tidak berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rangga menuturkan, faktor global yang akan lebih mempengaruhi IHSG dan rupiah.

Menurutnya, pasar saat ini sedang menunggu data non-farm payrolls AS yang akan rilis pada Jum'at malam. Data tersebut diperkirakan akan bagus dan mendorong dolar AS untuk menguat. Apabila dolar AS menguat, kata Rangga, biasanya akan berakibat kurang bagus untuk IHSG. "Dan ada referendum Italia pada hari minggu yang mana kalau hasilnya no, market global bisa koreksi awal minggu depan," katanya.

Sementara itu nilai tukar rupiah meski menunjukkan tren yang stabil tetap bisa mulai melemah lagi pada pekan depan. Pada Kamis ini, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat di level Rp 13.565 per dolar AS dari pembukaan perdagangan Rp 13.579 per dolar AS. Adapun rentang gerak rupiah Kamis ini berada di kisaran Rp 13.543-13.609 per dolar AS. "Bisa menguat, tapi rupiah minggu depan bisa mulai lemah lagi. Rentang gerak rupiah dalam range 13.000-13.500, harusnya sih rupiah bisa dalam kisaran itu, di bawah Rp 13.500," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement