REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mengapresiasi sikap Presiden Joko Widodo yang memutuskan ikut bergabung shalat Jumat di Lapangan Monas, Jakarta, bersama para peserta aksi 212. Kedatangan Jokowi bergabung di tengah peserta aksi 212 diharapkan membuat aspirasi rakyat terdengar jelas.
"Pak Jokowi bergabung ke Monas seperti harapan saya, keputusan yang keren dan menenangkan. Keputusan yang menggembirakan Pak. Peluk rakyatmu," ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam akun Twitter-nya, Jumat (2/12).
Sebelum aksi 212 hari ini, Dahnil sempat mengutarakan keinginannya agar Jokowi bisa bergabung shalat di Monas. Namun rupanya, permintaan tersebut sempat dicerca warganet yang diduga pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). "Kemarin saya dibilang gila oleh buzzer Ahok ketika meminta Presiden Jokowi bergabung umat yang menyampaikan aspirasi. Kini beliau melakukannya," ujar Dahnil.
Pada saat acara penutupan Tanwir Pemuda Muhammadiyah di Cipondoh, Tangerang, Jokowi menyempatkan hadir. Dahnil menyebut dalam sejarah jarang Presiden mau menutup acara organisasi massa. Namun Jokowi, kata Dahnil, menutup Tanwir sambil berbisik ingin memeluk umat. "Ketika hadir di penutupan Tanwir kemarin, terang pesan Pak Presiden Jokowi, beliau ingin memeluk rakyatnya. Umat yang sedang disakiti," kata Dahnil.
Menurut dia, umat Islam mudah membangun solidaritas terkait dengan isu sensitif seperti penghinaan terhadap agama. Dia berharap solidaritas serupa terhadap tindak pidana korupsi. Menanggapi aksi 212 yang diperkirakan diikuti 3 juta peserta ini, Dahnil mengatakan bahwa energi tauhid-lah yang mempersatukan mereka. Takbir yang memanggil. Dia berharap energi ini juga bisa digunakan untuk membangkitkan Indonesia. "Hati saya bergetar melihat wajah-wajah ikhlas itu bergerak, mengorbankan materi dan tenaga kehormatan umat," kata dia.