Jumat 02 Dec 2016 16:09 WIB

Kabupaten Semarang Harap Punya Museum

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kabupaten Semarang berharap bisa memiliki sebuah museum sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan sekaligus untuk pemuliaan benda-benda yang memiliki nilai sejarah.

Sejauh ini, keberadaan berbagai benda yang menjadi bukti sejarah  Kabupaten Semarang masih tersebar di sejumlah lokasi. Bahkan sebagian besar belum tersimpan dengan baik sebagaimana mestinya. “Karena kita memang belum punya museum yang cukup representatif,” kata Bupati Semarang, Mundjirin di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (2/12).

Orang nomor satu di Kabupaten Semarang ini juga mengakui, sebenarnya sudah sejak lama sekali masyarakat Kabupaten Semarang ini mendambakan berdirinya sebuah museum di daerahnya.

Salah satunya dengan memanfaatkan Benteng Willem II, bangunan cagar budaya  peninggalan masa kolonial yang berlokasi persis di seberang Kantor Bupati Semarang. Sayangnya bangunan bernilai sejarah tersebut sudah dimanfaatkan menjadi Balai Pertemuan Polisi dan Masyarakat. “Ternyata itu miliknya kepolisian, ya sudah tidak bisa,” ungkap bupati.

Wacana pembangunan museum, masih jelas Mundjirin, sebelumnya juga sudah banyak dilakukan kajian. Salah satunya usulan pembangunan museum dengan memanfaatkan eks bangunan kawedanan di kawasan Tuntang.

Meski begitu, bupati mengakui masih ada beberapa pihak yang belum sepakat dengan usulan ini. Karena ibu kota Kabupaten Semarang berada di Ungaran, tetapi museumnya ada di wilayah Tuntang.

Namun soal pembangunan museum ini sebenarnya sudah marak diwacanakan. Hanya saja memang belum sampai menentukan dimana lokasi yang bakal digunakan untuk membangun museum. “Namun saya juga sepakat kalau Kabupaten Semarang ini sudah saatnya punya museum sendiri yang lebih representatif,” tambahnya.

Keinginan Bupati Semarang ini cukup beralasan. Sejauh ini di Kabupaten Semarang baru memiliki museum Palagan Ambarawa, yang berada di Kecamatan Ambarawa.

Museum ini hanya menyimpan berbagai koleksi terbatas peninggalan peristiwa pertempuran mempertahankan kemerdekaan, yang dikenal dengan Palagan Ambarawa. Sehingga keberadaannya pun menyatu dengan monumen.

Terpisah, Bupati Semarang juga menyambut baik rencana Pemerintah kerajaan Belanda yang akan mengembalikan ribuan artefak milik Indonesia dan sempat diboyong dan menjadi koleksi  sejumlah museum di Belanda.

Meski penyerahan tersebut mekanisme dan prosedurnya tentunya akan melalui Pemerintah Pusat, dalam hal ini Dirjen Kebudayaan. Kabupaten Semarang akan mengikuti ketentuan pusat soal hal ini.

Sebab belum tentu jika benda bersejarah tersebut berasal dari Kabupaten Semarang akan langsung diserahkan. Siapa tahu koleksi benda bersejarah tersebut akan disimpan di museum yang lebih besar –misalnya—museum yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Namun kita yang ada di Kabupaten Semarang, akan lebih menarik jika ada benda- benda purbakala atau benda bersejarah lainnya bisa disimpan di museum yang ada di Kabupaten Semarang. Semoga nanti bisa,” kata Mundjirin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement