REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidayah datang ketika Dewi memutuskan menikah. Ia pelajari Islam dan akhirnya mantap untuk bersyahadat.
Tahun 1995 dewi mengucapkan syahadat lalu kemudian menikah. Keluarga menentangnya, dan ia memutuskan untuk meninggalkan rumah bersama suami.
Wanita berusia 48 tahun ini merasakan perbedaan dihatinya setelah memeluk agama Islam, hatinya merasa nyaman dan tenang. Ia sangat mengharapkan dapat dibimbing oleh suaminya tapi harapannya tidak sebanding dengan kenyataan.
“suami saya Islam dari kecil jadi mungkin dia merasa tidak ada hal yang menakjubkan dari agama Islam, ibadahnya juga tidak terlalu baik. Itu membuat saya kecewa, ” kenang dia.
Dewi banyak mempelajari Islam buku. Saat itu, ia belum memahami Islam secara kaffah. Sementara itu, rumah tangganya mulai tak harmonis. Dewi kerap terlibat pertengkaran dengan suami.
“Saya berharap dia bisa jadi imam yang baik terlebih dia kan Islam dari lahir harusnya dia membimbing saya tapi saya tidak bisa dapatkan itu, akhirnya kami bercerai” ujarnya.
Banyak cibiran dari keluarganya perihal rumah tangganya dan keputusannya beragama islam tapi itu tidak menyulutkannya untuk tetap teguh memeluk Islam. “Saya pernah jadi Islam KTP yang ibadah masih belentang-belentong. Tapi semakin ujian yang saya rasa semakin saya ingin selalu mendekat kepada Allah," kenangnya.
Karena keterbatasan materi akhirnya ia bersama 4 anaknya kembali ke rumah orang tuanya. Sering ia sembunyi-sembunyi untuk shalat dan tidak mau ikut acara keluarga lantaran sering dibujuk kembali ke agama lamanya. Ia selalu menolak segala bentuk penawaran berupa berbagai fasilitas dan materi.
Tahun 2014, ia memutuskan untuk mengenakan hijab Syar’i dan benar-benar menjaga dirinya selayaknya Muslimah. banyak juga ujian yang ia hadapi dan cemoohan keluarga sampai saat ini masih ia terima.
Ia sangat yakin kalau Allah sangat menyayanginya dan anak-anaknya, sangat bersyukur Allah beri nikmat islam meskipun banyak ujian yang ia lewati tapi ia yakin cinta Allah lebih besar dari segala-galanya. Ia berjuang mendidik anak di tengah keluarga yang menolaknya.
Saat ini ia pun aktif menjadi pengurus Masjid Agung Raya Bogor. Ia pun sangat antusias menyambut aksi belas Islam.
“Saya berangkat dari Bogor bersama para jama’ah dengan berjalan kaki. Itu semua saya lakukan untuk membela Kalam Allah dan solidaritas sesama Muslim," kata dia. Ia berharap dapat membesarkan anak-anaknya dengan istiqomah di jalan Allah dan anak-anaknya menjadi pembela agama Allah.