REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Merayakan peringatan milad Muhammadiyah ke-107 Hijriyah, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar resepsi peringatan milad yang diikuti seluruh keluarga besar berserta unit bisnis yang dimuliki UMM. Resepsi digelar di UMM Dome, Jumat (2/12).
Turut hadir dalam perayaan ini Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Saad Ibrahim, Bupati Kabupaten Malang Rendra Kresna, Rektor UMM Fauzan, dan seluruh organisasi otonom Muhammadiyah di Malang Raya.
Abdul Mu’ti dalam pidatonya menyatakan, lulusan Muhammadiyah sudah ada yang menjadi bupati, bahkan menteri. Mu’ti berharap, UMM akan mampu melebarkan kiprah dan memerankan peran di kancah internasional. Sebagai kampus yang dibanggakan Mu’ti, ia mengaku kerap menceritakan UMM di forum-forum internasional.
“Sudah saatnya UMM berpikir untuk Malang Raya, Jawa Timur, Indonesia, bahkan dunia. Sebagai the largest Moslem modernist movement in the world, harapan dunia pada Muhammadiyah pada umumnya dan UMM pada khususnya, sangat besar,” pungkas Mu’ti.
Rektor UMM Fauzan menjelaskan, milad Muhammadiyah di UMM ini merupakan salah satu bentuk UMM untuk terus meneguhkan niatnya dalam membangun persyarikatan untuk bangsa. “Silaturahim ini diadakan juga sebagai wadah untuk menyambung keakraban antara civitas akademika UMM, masyarakat dan warga Muhammadiyah di Malang Raya,” jelas Fauzan.
Saad Ibrahim menyatakan, di usianya yang ke 107 tahun itu, Muhammadiyah tak boleh melupakan bagian-bagian terkecil yang telah membesarkan namanya. Menurutnya, bukan hanya bermilad saja yang perlu dilakukan. Namun, sekolah-sekolah di pelosok yang belum tersejahterakan juga perlu untuk diperhatikan oleh Muhammadiyah ke depan. “Saya lihat UMM tidak meninggalkan hal yang kecil-kecil tersebut. Kebermanfaatan UMM bagi masyarakat terus ada,” jelas Saad saat menyampaikan sambutannya.
Sementara itu dengan adanya jargon Muhammadiyah gerakanku, mengacu pada potongan lirik Mars Muhammadiyah tersebut, menurut Bupati Rendra tepat jika Muhammadiyah menamai diri sebagai sebuah gerakan dan bukan hanya organisasi. Pasalnya, tanpa menunggu perintah, Muhammadiyah sudah bergerak di semua sisi kehidupan masyarakat secara masif.
“Muhammadiyah hadir dan bergerak di semua sisi kehidupan, menjadikan masyarakat mandiri. Tak hanya taat pada asaz dan aturan, tapi juga membentuk masyarakat madani membentuk negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ungkapnya.
Rendra menambahkan, UMM menjadi bagian tak terpisahkan dari gerakan masif itu. UMM telah membentuk pemimpin-pemimpin bangsa di berbagai bidang. Rendra menjadi salah satunya. Pria berkacamata ini adalah alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM.