Sabtu 03 Dec 2016 02:55 WIB

Aksi Damai 212 untuk Menabung Pahala Bagi Keselamatan Bangsa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
Umat muslim melaksanakan solat jumat saat mengikuti aksi damai di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Umat muslim melaksanakan solat jumat saat mengikuti aksi damai di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Kampung Matematika Raden Ridwan Hasan Saputra mengatakan, dalam kacamata suprarasional, aksi 212 yang diniatkan menggelar sajadah dengan melakukan zikir, wirid, sedekah, dan ibadah lainnya merupakan aksi untuk menabung pahala secara besar-besaran. Pahala ini sesungguhnya kekuatan besar yang jarang diketahui manfaatnya oleh orang banyak.

Menurut Ridwan, jika tabungan pahala itu sudah mencukupi kapasitasnya maka aksi 212 yang memohon agar pelaku penista agama dipenjara, sangat mungkin terwujud. Jika tabungan pahala akibat aksi 212 lebih banyak lagi, permohonan tambahan dari peserta aksi ini pun akan terpenuhi.

"Saya berharap permohonan tambahan peserta aksi 212 adalah menjadikan negara Indonesia menjadi negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur sehingga negeri ini akan tetap aman," ujar Ridwan dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Sabtu (3/12).

Ridwan menambahkan, jika permohonannya adalah negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, maka tabungan pahala yang terkumpul harus sangat besar sekali.  Tabungan pahala akan sangat sulit terkumpul jika hanya dilakukan oleh orang-orang yang menggelar sajadah di Jakarta pada aksi 212. Oleh karena itu, gelar sajadah setelah Jumat sampai Ashar yang dilakukan di sejumlah masjid di luar wilayah DKI Jakarta dapat menambah tabungan pahala dalam rangka doa untuk kebaikan bangsa dan negara.

Secara logika, imbauan peserta aksi 212 untuk menggelar sajadah di berbagai masjid setelah Jumatan sampai Ashar akan sulit diikuti oleh umat Islam di seluruh Indonesia karena masih berpecah belahnya umat Islam tentang aksi 212 ini. Melihat kondisi ini, lanjut Ridwan, maka efek aksi 212 yang paling mungkin terjadi adalah dipenjarakannya Basuki Tjahja Purnama.

"Jika tidak, maka akan bisa memancing aksi suprarasional lanjutan yang lebih besar dan masif di seluruh Indonesia," kata Ridwan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement