Sabtu 03 Dec 2016 05:14 WIB

Energi Umat Muslim Bermanfaat untuk Sosial Ekonomi Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
 Jutaan Jamaah Aksi Bela Islam III menjelang pelaksanaan Shalat Jumat memadati area Monumen Nasional Jakarta, Jumat (2/12). Shaf jamaah meluber hingga ke jalan-jalan di sekitar area Monas dan hingga ke Jl MH Thamrin, dan kawasan Patung Tani.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jutaan Jamaah Aksi Bela Islam III menjelang pelaksanaan Shalat Jumat memadati area Monumen Nasional Jakarta, Jumat (2/12). Shaf jamaah meluber hingga ke jalan-jalan di sekitar area Monas dan hingga ke Jl MH Thamrin, dan kawasan Patung Tani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Bela Islam III yang diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas) pada Juamt (2/12) kemarin, berlangsung dengan lancar dan super damai. Sejumlah pihak pun mengapresiasi aksi jutaan ummat muslim yang mampu menjaga pelaksanaan dzikir dan Sholat Jumat berjamaah.

Pengamat politik Islam, Fachry Ali mengatakan aksi 212 tersebut pun menjadi momentum pergerakan ummat Islam, di mana dari sekian aksi memperlihatkan kekuatan massa umat Islam.

"Ya jadi energinya sangat besar ya dari yang berlangsung pada 4 november dan hari ini itu hal yang sangat kuat sekali," ujarnya, Jumat (2/12).

Karenanya, jika kekuatan tersebut dimanfaatkan guna kepentingan yang lebih besar manfaatnya, maka akan semakin baik.

"Jadi energi islam ini untuk gerakan yang sifatnya sosial ekonomi. Bisa lebih lagi, misalnya untuk pemberantasan kemiskinan, untuk pemberantasan kebodohan, lalu untuk membangun perilaku anti korupsi," ujar Pengamat politik dari LIPI tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, Aksi Bela Islam jilid III pada 2 Desember kemarin berjalan aman dan lancar. Jutaan peserta yang hadir mengikuti rangkaian acara dengan tertib. Peserta aksi kemudian membubarkan diri usai melaksanakan sholat Jumat dan mendengar sambutan dari Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement