Sabtu 03 Dec 2016 10:21 WIB

Berdekatan dengan ISIS, Sekjen Minta Pelajar Indonesia di Turki tak Terpengaruh Isme

Sekjen Kemenag Nur Syam.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekjen Kemenag Nur Syam.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTAMBUL -- Para pelajar Indonesia yang belajar di Pesantren Sulaimaniyah, Turki, diminta untuk fokus belajar. Mereka pun diminta untuk tidak tertarik dengan berbagai isme atau pandangan keagamaan yang berbeda dengan pelajaran di Indonesia.

Hal ini dikatakan Sekjen Kemenag Nur Syam saat mengunjungi para santri Indonesia yang belajar di Pesantren Sulaimaniyah, Istambul, akhir pekan lalu. Menurut Nur Syam, posisi Turki berdekatan dengan wilayah kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Jangan sampai tertarik dengan pikiran atau gagasan yang mengatasnamakan Islam yang keras, paham radikal atau ekstrim. Pertahankan paham Islam ananda sesuai dengan paham Islam yang rahmatan lil alamin," ujar Nur Syam, kemarin.

"Pilih yang moderat karena sesuai dengan paham dan pengamalan Islam di Turki dan juga di Indonesia," tambahnya.

Mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya ini meminta, para santri fokus dalam tugas belajarnya, terutama dalam menimba ilmu pengetahuan keislaman di Turki. Menurutnya, para santri sangat beruntung bisa belajar agama di pusat pendidikan agama di dunia.

"Turki dikenal sebagai pusat peradaban Islam yang luar biasa. Turki pernah menjadi Daulat Islamiyah dengan kemajuan peradaban yang sangat masyhur," pesannya.

Nur Syam juga mengingatkan keberadaan para santri sebagai duta bangsa. Mereka adalah orang yang terpilih untuk mewakili Indonesia belajar di Turki. Sebab, jutaan anak Indonesia hanya memperoleh pendidikan di negerinya sendiri.

"Tunjukkan bahwa anak-anak Indonesia itu pintar, cerdas, dan dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu. Ananda adalah duta bangsa yang akan memperkenalkan inilah Anak Indonesia yang cerdas, sopan dan Islami," harapnya.

Selain bertemu dengan para santri Pesantren Sulaimaniyah, selama di Turki Sekjen Nur Syam juga mengadakan pertemuan dengan civitas akademika Marmara University untuk mengevaluasi penandatangan MoU antara PTKIN dengan Fakultas Ilahiyyat pada Marmara University.

Ikut mendampingi Sekjen Nur Syam, Kabiro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Ahmad Gunaryo dan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Ferymeldi.

sumber : kemenag.go.id
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement