REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Pusat Litbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama telah melakukan penelitian Indeks Literasi Alquran Siswa SMA. Dalam skala penilian 1 sampai 5, penelitian ini menemukan bahwa indeks literasi Alqran siswa SMA secara nasional berada dalam kondisi sedang dengan indeks rata-rata 2,44.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Litbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Choirul Fuad Yusuf pada acara Seminar Hasil Penelitian Indeks Literasi Al Quran Nasional di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, penelitian yang dilakukan pada 2016, bertujuan mengevaluasi berbagai aspek kemampuan dalam literasi Alquran. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, Alquran menjadi bagian penting dalam perkembangan budaya literasi di Indonesia.
Alquran diajarkan pada berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pra sekolah, dasar, menengah, bahkan hingga perguruan tinggi. Namun, hingga saat ini, belum pernah dilakukan pengukuran sejauh mana tingkat efektivitas pendidikan Alquran.
Menurut Chairul Fuad, penelitian ini, secara bertahap dilakukan terhadap 3.710.069 siswa SMA negeri ataupun swasta dari total populasi siswa SMA sekitar 7 juta siswa di seluruh Indonesia. Ada empat aspek yang dinilai, yaitu: membaca (indeks 2,59) dan menulis (2,2); keduanya masuk kategori sedang. Aspek mengartikan bacaan Alquran berada dalam kategori rendah (1,87).
"Sementara aspek menghafal dalam kategori tinggi dengan indeks 3,03," ujar Choirul Fuad Yusuf.
Dari penelitian ini, diketahui bahwa budaya literasi Alquran pada pelajar SMA lebih kuat pada aspek menghafal. Sedangkan aspek mengartikan yang lebih dekat dengan pemahaman masih dalam kategori rendah.