REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Bank Indonesia (BI) menyatakan, posisi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak terlalu buruk. Bahkan meski fiskal berkontraksi, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2016 bisa menembus di atas lima persen.
"Dari sisi fundamental, Indonesia jauh lebih baik sekarang dibandingkan 2013. Waktu itu defisit kita sekitar empat persen inflasi juga di atas delapan persen," jelas Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, di Bali, Sabtu, (3/12).
Ia menambahkan, pasar pun melihat Indonesia sangat optimistis. Walaupun sempat ada sedikit tekanan pasca terpilihnya Donald Trump pada Pemilu Presiden Amerika Serikat.
"Kita juga jauh lebih baik dibandingkan Malaysia, mereka cadangan devisanya di bawah 100 miliar dolar AS. Market melihat kita masih tidak melakukan sesuatu yang against market seperti Malaysia melakukan pembatasan," tuturnya.
Juda mengatakan, BI masih percaya dengan mekanisme pasar valas yang ada. Menurutnya, likuiditi valas di pasar pun lebih baik dibandingkan 2013. Bahkan tahun ini, lanjt dia, meski ada pelemahan karena ada investor asing keluar, tapi justru menyuplai valas.