REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Muslim Irlandia untuk Perdamaian dan Integrasi (IMPIC) meminta Pemerintah Irlandia mengeluarkan kebijakan yang membolehkan pendidikan agama di sekolah.
Menurut Ketua IMPIC, Syekh Umar al-Qadri, kebijakan yang sempat ditolak Gereja Katolik Irlandia itu diyakini akan memberikan pemahaman yang baik kepada para murid.
Di antaranya, mengikis paham radikalisme lantaran mereka menjadi sadar, esensi agama adalah kedamaian. Integrasi komunitas Muslim Irlandia dengan masyarakat setempat sangat penting, kata Syekh Umar al-Qadri, seperti dilansir Irish Independent, Rabu (30/11).
Dalam pendidikan agama, Umar menginginkan agar nantinya para murid dikenalkan dengan kunjungan ke rumah-rumah ibadah. Misalnya, murid Islam menyambangi gereja atau kuil, sedangkan murid non-Muslim bertamu ke masjid.
Di sisi lain, sekolah-sekolah negeri pun dapat mengundang para imam, rabi, atau pendeta untuk tampil ke hadapan murid di kelas. Dia ingin agar sejak dini, anak-anak Muslim dapat berkomunikasi sewajarnya dengan anak-anak dari iman yang berlainan. Jika hal itu tidak dipupuk sejak pendidikan dasar, ke depannya peluang radikalisme masuk akan terjadi.
Selain itu, kata dia, para orang tua Muslim juga khawatir jika anak-anak mereka tidak diajarkan Islam di sekolah-sekolah negeri. Ini akan mengisolasi mereka (dari agama Islam sendiri) dari kecil, katanya menyayangkan.