Senin 05 Dec 2016 07:28 WIB

Konsumsi Makanan Berprotein di Kabupaten Tasik Rendah

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Angga Indrawan
Pemandangan lahan pertanian di Desa Sukamukti, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (31/10).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pemandangan lahan pertanian di Desa Sukamukti, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya mengaku rendahnya tingkat konsumsi makanan berprotein seperti ikan, susu maupun telur oleh masyarakat. Padahal Kabupaten Tasik menyediakan pasokan pembibitan ikan ke sejumlah wilayah.

Kabag Ketahanan Pangan pada Setda Kabupaten Tasikmalaya, Suherman Gaos mengatakan berdasarkan hasil perhitungan pola pangan harapan Badan Ketahanan Pangan RI seharusnya tingkat konsumsi bisa lebih tinggi. Ia menaksir hanya 67 persen saja masyarakat yang rutin mengonsumsi protein hewani. Angka ini tentu belum cukup dengan target konsumsi tingkat provinsi Jawa Barat sebesar 72 persen.

"Kami terus mendorong agar pola konsumsi ikan, susu dan telur harus mampu setara dengan Jawa Barat. Tahun ini ditargetkan adanya peningkatan persentase konsumsi ikan di masyarakat setidaknya hingga 69 persen jika target nasional sekitar 80 persen," katanya, Ahad (4/12).

Ia mengakui berbagai masalah menyebabkan tingkat konsumsi makanan berprotensi masih rendah seperti daya beli masyarakat. Namun ia miris bahwa faktor lainnya yaitu masyarakat terobsesi mengonsumsi produk impor. "Mereka merasa sudah cukup dengan makanan impor itu yang siap saji. Padahal yang diharapkan pemerintah asupan setiap jenis makanan itu harus terpenuhi setiap unsur-unsur gizi, protein dan lainnya," ujarnya.

Di sisi lain, ia menilai ketersediaan makanan berprotein seperti ikan di KabTasikmalaya masih dianggap lemah. Menurutnya, wilayah Singaparna, Sukarame dan Leuwisari hanya mampu berperan sebagai wilayah  pembibitan (benih) ikan. Sehingga ia merasa Kabupaten Tasik belum mampu melakukan budidaya ikan.

"Jadi masih harus mengandalkan pasokan dari wilayah lain seperti dari dari Subang dan Cirata Purwakarta. Padahal potensi di sini sangat bagus bila dikembangkan untuk budidaya skala besar," sebutnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement