REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Jazuli Juwaini menilai, aksi damai yang diisi 4 juta lebih rakyat Indonesia ini menunjukkan kedewasaan dan kesantunan umat Islam dan elemen rakyat lainnya dalam berdemokrasi. Hal tersebut membuktikan bahwa umat Islam itu selalu cinta damai.
Bahkan, tidak terdengar ungkapan provokasi, yang ada hanyalah penyadaran, doa, nasihat, dan tausiyah bagi penguatan kebangsaan Indonesia. "Ini bisa menjadi teladan bagi bangsa bahkan dunia. Dengan jumlah massa yang luar biasa besar, aksi ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, tapi semuanya tertib rapi, sangat elegan," kata Jazuli, dalam siaran persnya, Senin (5/12).
Bahkan, lanjut dia, peserta aksi berlomba-lomba mengingatkan agar tidak menginjak taman dan membersihkan sampah begitu aksi usai. Jazuli juga menyatakan, betapa kuat solidaritas dan persaudaraan di antara rakyat dalam menjaga arti kebhinnekaan dan persatuan.
Dari orasi dan partisipasi rakyat yang demikian besar, tambah Jazuli, memperlihatkan bahwa masyararakat Indonesia terusik dan gundah dengan sikap dan tindakan penodaan agama yang merusak bangunan kebhinnekaan dan persatuan itu sendiri.
"Untuk itu, hukum yang berkeadilan menjadi tuntutan utama mereka agar kebhinnekaan dan persatuan tetap terjaga. Dan ini semua tidak ada kaitan dengan SARA," tegas Jazuli.
Ditambah, hadirnya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta para menteri, yang bergabung dalam aksi dan shalat jumat menambah kesejukan aksi yang sangat damai ini. Menurutnya, kehadiran presiden dan wakil presiden merupakan sikap yang arif dan bijaksana.