REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Polisi New York masih mencari informasi terkait tiga orang pemuda yang melecehkan seorang Muslimah di kereta bawah tanah pekan ini. Yasmin Seweid, seorang mahasiswa bisnis 18 tahun itu telah dilecehkan secara lisan dan fisik oleh ketiga pemuda tersebut saat ia sedang menunggu kereta di peron.
Ketiga orang pemuda itu meneriakan kata "Trump" dan menyebut Seweid sebagai teroris. Tak hanya sampai disitu, mereka juga melakukan itndakan kekerasan dengan menarik tas Seweid dan berusaha menarik jilbabnya. Kejadian ini membuat Seweid trauma dan sedih. Ditambah dengan kenyataan tidak ada satu orang pun penumpang di kereta yang membantunya.
Seweid menceritakan pengalamannya ini melalui akun media sosialnya. Ia menulis kronologi pelecehan yang ia terima hingga respons orang-orang sekitar yang tidak membantunya. Seweid mengaku sangat kecewa dengan sikap orang-orang sekitar yang hanya menonton pelecehan fisik dan verbal yang ia terima.
Ayah Yasmin Seweid, juga mengaku kecewa dengan kurangnya dukungan dan empati dari penumpang lainnya. "Tak seorang pun bahkan menawarkan membantu seorang gadis 18 tahun," ujar Sayeed Seweid seperti dilansir Yahoo, Ahad (4/11).
Menurutnya, setiap orang seharusnya menawarkan bantuan saat yang lainnya tertimpa kesulitan tanpa memandang ras, agama atau asal negara.
Yasmin Seweid merupakan perempuan berdarah Mesir dan lahir di Brooklyn. Ia telah melaporkan kejadian ini ke kepolisian New York (NYPD). Namun belum ada penangkapan yang dilakukan. NYPD telah mencatat 34 kejahatan kebencian pada bulan November. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan 2015.