REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru John Key secara tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (5/12), mengatakan itu waktu yang tepat untuk keluar dari perpolitikan setelah menjabat selama lebih dari delapan tahun.
Key mengatakan dia tidak memiliki rencana ke depan dalam waktu dekat ini, namun dia mengatakan kepada para wartawan dia akan berada dalam parlemen cukup lama untuk menghindari sebuah penunjukan orang langsung untuk menduduki jabatannya.
"Tidak mungkin saya dapat menjabat sepenuhnya dalam masa jabatan yang keempat. Saya rasa dalam realitanya jika saya menjabat enam bulan atau secara penuh, saya tidak akan dapat menghindari diri saya akan menghadap kamera dan mengatakan 'saya akan menjabat selama tiga tahun penuh'," Key mengatakan dalam sebuah konferensi pers mingguan di Wellington, menyebutkan alasan keluarga atas kepergiannya.
Key, mantan penyedia pertukaran asing yang bekerja di sejumlah perusahaan seperti Merrill Lynch, mendapatkan kedudukannya untuk Partai Nasional pada 2008, mengakhiri pemerintahan Helen Clark dari Partai buruh. Dia mendapatkan pujian atas kinerjanya terkait perekonomian senilai 170 miliar dolar AS pasca krisis finansial global dan dua gempa bumi di sekitar Christchurch.
Kaukus Partai Nasional akan mengadakan pertemuan pada 12 Desember mendatang untuk menunjuk pemimpin partai dan perdana menteri yang baru. Key mengatakan dia akan memilih wakilnya yang merangkap sebagai menteri keuangan Bill English untuk meneruskan kedudukannya.