Senin 05 Dec 2016 12:26 WIB

Indonesia Butuh Peta Jalan Pemuliaan Buah Lokal

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Beragam buah-buahan.
Foto: pexels
Beragam buah-buahan.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Indonesia harus memiliki roadmap pengembangan  buah-buahan lokal yang berkualitas. Hal ini untuk menjawab tantangan buah impor yang terus membanjiri pasar domestik.

Rektor Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta Purwadi mengatakan, pasar buah di dalam negeri saat ini masih dikuasai oleh buah- buah dari luar negeri. Padahal Indonesia kaya akan varietas buah- buahan berkualitas.

Untuk itu, dibutuhkan pemetaan potensi buah lokal guna  menyusun masterplan klaster pengembangan buah berkualitas. Implementasinya bisa dilakukan melalui pemberdayaan potensi desa.

"Sehingga, kedepan buah- buahan  lokal unggulan akan menjadi raja di dalam negeri untuk menggeser dominasi buah- buahan impor," ujarnya di Ungaran, Senin (5/12).

Ia menjelaskan, probem yang dihadapi selama ini sebenarnya bukan persoalan tidak punya buah lokal yang berkualitas. Namun karena tidak pernah membuat buah lokal yang bagus. Kalau buah lokal bisa diangkat, melalui budidaya serta pengembangan yang baik, pada saatnya buah lokal ini akan menjadi raja di negerinya sendiri. 

Terkait hal ini, Instiper Yogyakarta bekerjasama dengan Pemkab Semarang sedang menyusun masterplan dan roadmap klaster desa buah secara umum di Kabupaten semarang. Instiper yang memiliki kebun penelitian Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) di Jl Raya Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang siap menjadikan fasilitas tersebut sebagai laboratorium pengembangan buah lokal berkualitas.

Selain itu, ada tiga desa di sekitar SEAT di kawasan Lemah Ireng, yang dipilih sebagai pilot project klaster pengembangan buah lokal berkualitas ini. "Yakni Desa Lemah Ireng kecamatan Bawen serta Desa Jatijajar dan Randugunting di Kecamatan Bergas," ujarnya.

Sebagai langkah awal, Alumni Instiper Yogyakarta, telah menyumbangkan 7 ribu batang bibit buah kelengkeng kristal dan durian untuk ketiga desa ini. Purwadi menambahkan, pembudidayaan tanaman buah tak kalah menguntungkan secara ekonomis. Sebab tren masyarakat mengonsumsi buah-buahan terus meningkat.

Sebagai penunjang klaster desa buah yang nantinya akan dikembangkan lebih luas lagi di wilayah Kabupaten Semarang, Instiper telah menyiapkan lahan 11 hektar di SEAT Lemahireng."Selain laboratorium, kebun penelitian ini juga akan menjadi  pusat penelitian dan pelatihan bagi para petani binaan," tandasnya.

Bahkan ia juga bercita- cita kedepan kawasan pengembangan klaster buah lokal berkualitas ini akan menjadi sentra ekspo perdagangan buah lokal unggul.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement