Senin 05 Dec 2016 12:47 WIB

'Kita Perlu Solusi, Bukan Aksi Tandingan'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Esthi Maharani
Jutaan umat Islam Shalat Jumat saat aksi damai 212 di Jakarta , Jumat (2/12).
Foto: Republika/Sri Handayani
Jutaan umat Islam Shalat Jumat saat aksi damai 212 di Jakarta , Jumat (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menilai aksi Kita Indonesia atau 412 yang berlangsung di area Car Free Day (CFD) di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Ahad (4/12) merupakan aksi tandingan Aksi Bela Islam III pada Jumat lalu (2/12). Ia pun menyayangkan acara tersebut sarat muatan politik.

''Kalau saya pribadi tidak usah dilakukan, buat apa dilakukan demo tandingan. Penyelesaian ini perlu solusi. Masyarakat hanya meminta penjelasan di mata umum‎,'' kata dia, dalam siaran persnya, Senin (5/12).

Ia menambahkan, massa Aksi Bela Islam III hanya ingin penegakan hukum seadil-adilnya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama. Menurutnya, kasus Ahok tidak akan berlarut jika penegak hukum bergerak cepat.

''Sebetulnya  jawabnya sederhana. Perlu ada persamaan di mata hukum, mau itu pejabat, Pak Ahok, pendemo, dan masyarakat semua diperlakukan sama dan adil. Kalau ada ketegasan dan kejelasan, ya sudah,'' ujarnya.

Hary pun mengingatkan pemerintah dan aparat penegak hukum agar bertindak cekatan dalam kasus Ahok. Sebab, persoalannya memang pada lambatnya pemerintah dan penegak hukum bersikap.

''Yang jadi masalah kan saya lihat dari kaca mata saya agak lambat penanganannya dan agak ragu-ragu juga pelaksanaannya. Intinya masyarakat ini, khusus Bapak Presiden ada kejelasan dalam masalah ini,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement