REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Potensi pariwisata dan perdagangan Indonesia dan Turki masih terbuka lebar. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Wardana, saat menerima rombongan Indonesian Islamic Tourism Communication Forum (IITCF) di Wisma Duta (kediaman Dubes RI di Turki) di Ankara, Sabtu (3/12/2016).
Rombongan IITCF itu adalah peserta Turkey Muslim Educational Trip. Kegiatan pelatihan dan pendidikan (educational trip) wisata halal yang merupakan kerja sama IITCF dengan Dorak Tour itu diikuti 40 peserta, dan berlangsung 27 November hingga 6 Desember 2016.
“Wardana menyampaikan bahwa potensi pariwisata dan perdagangan kedua negara, Indonesia dan Turki, masih banyak yang bisa dikembangkan,” kata Chairman IITCF Priyadi Abadi dalam rilis yang dikirimkan dari Ankara, Sabtu (3/12/2016).
Priyadi menambahkan, Wardana juga menyampaikan situasi negara Turki saat ini sudah aman meskipun beberapa waktu lalu terjadi percobaan kudeta dan beberapa bom. “Namun, Dubes RI untuk Turki juga berpesan kepada kami pelaku pariwisata, agar lebih berhati-hati dalam menerima peserta tour ke Turki. Alasannya, sudah terjadi ada peserta tour yang ternyata mereka ingin bergabung dengan gerakan-gerakan di negara konflik seperti Suriah,” papar Priyadi.
Priyadi mengemukakan, Dubes RI untuk Turki juga menyampaikan hampir 500 mahasiswa Indonesia belajar di Turki. “Mereka mendapatkan beasiswa pemerintah Turki,” tutur Priyadi.
Rombongan Turkey Muslim Educational Trip, kata Priyadi, sangat senang menjadi tamu Dubes RI di Turki. “Kami sangat terkesan dengan keramahtamahan Dubes RI untuk Turki beserta istri. Mereka menyambut rombongan kami dengan hangat, meskipun kami berkunjung pada hari Sabtu atau akhir pekan,” ujar Priyadi.
Dalam kesempatan tersebut, IITCF menyerahkan perangkat shalat yang merupakan kelanjutan dari program Tebar Sejuta Perangkat Shalat ke berbagai tempat, kota, dan negara; buku "Muslim Traveller Solutions" karya Priyadi Abadi, dan cindera mata/plakat.