Senin 05 Dec 2016 13:54 WIB

Waspadai Awan Cumulonimbus pada Desember-Januari

Red: Andi Nur Aminah
Sebuah pesawat berusaha menerobos awan tebal saat akan mendarat di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (21/11).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Sebuah pesawat berusaha menerobos awan tebal saat akan mendarat di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PUTUSSIBAU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Putussibau, Kalimantan Barrat menyatakan pertumbuhan awan Cumulonimbus di daerah Putussibau dan sekitarnya meningkat pada Desember hingga Januari. "Awan Cumulonimbus merupakan awan tebal yang sangat berbahaya bagi penerbangan," jelas Prakirawan BMKG Putussibau, I Gusti Agung Angga ketika ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin (5/12). 

Menurut Angga dalam gumpalan awan cumulonimbus terdapat angin kencang naik dan angin kencang turun. Apabila suatu pesawat masuk dalam gumpalan awal tersebut bisa mengalami guncangan hebat dan dikhawtirkan bisa-bisa mengakibatkan kecelakaan dalam penerbangan. "Biasanya pilot menghindari awan cumulonimbus itu," kata Angga.

Dia mengatakan yang selama ini membuat pesawat delay disebabkan beberapa faktor yang pertama faktor tinggi dasar awan rendah, dan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan munculnya awan cumulonimbus. Selain itu faktor jarak padang juga kerap menjadi pertimbangan.

Terkait kondisi tersebut, Kepala BMKG Putussibau, Heru Sukoco mengimbau seluruh armada penerbangan untuk mewaspadai meningkatnya awan cumulonimbus tersebut. "Kami imbau seluruh armada penerbangan di wilayah Putussibau dan sekitarnya untuk mewaspadai awan besar seperti awan cumulonimbus, namun Saya yakin pilot sudah paham," tegas Heru.

Selain itu dirinya juga meminta masyarakat khususnya penumpang penerbangan pada Desember-Januari untuk tidak terlalu khawatir, sebab BMKG selalu memberikan data akurat terkait perkembangan cuaca.

"Sebelum pesawat berangkat kami sudah harus menginformasikan data yang akurat terkait perkembangan cuaca," kata Heru.

Di tempat terpisah, Kepala Bandar Udara Putussibau, Hariyanto juga menuturkan pihaknya sering mendapatkan informasi perkembangan cuaca sebelum pesawat berangkat. "Memang untuk Desember - Januari cuaca ekstrem berupa hujan lebat," jelas Hariyanto.

Menurutnya, satu jam sekali pihak Bandara selalu di infokan oleh  BMKG tentang kondisi cuaca. "Jika memang cuaca tidak memungkinkan sudah pasti pesawat tidak terbang, makanya selama ini sering delay," tutur Hariyanto.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement