REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartyasto Lukita melakukan kunjungan kerja ke Cianjur, Jawa Barat, Senin (5/12). Mereka melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Pasir Hayam untuk mengecek harga pangan.
Kemudian melakukan launching integrasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan pasar lelang komoditas dalam rangka meningkatkan akses pasar. Berdasarkan hasil sidak, harga beras termurah sebesar Rp 7.600/kg, beras medium Rp 8.000/kg, beras premium (IR 64) Rp 10.000/kg. Sementara harga daging sapi beku Rp 80.000/kg, daging segar sapi lokal Rp 105.000/kg hingga Rp 110.000/kg, daging ayam Rp 30.000/kg, Bawang Merah Rp 27.000/kg, cabai kriting Rp 50.000/kg, dan cabai merah Rp 40.000/kg.
Menko Darmin mengatakan persoalan harga pangan bukan semata-mata dipengaruhi faktor produksi, tetapi sangat dipengaruhi juga oleh faktor distribusi. Komoditas pangan tidak semua dapat tahan lama untuk disimpan, sehingga ketika bukan musim produksi akan terjadi kelangkaan stok dan akhirnya menyebabkan harga naik.
"Contohnya cabai tidak sama dengan bawang merah. Cabai tidak tahan lama atau cepat busuk, akibatnya cepat terjadi kekurangan stok di pasar sehingga harga naik. Sementara bawang merah bisa tahan lama disimpan di gudang pendingin, sehingga stok dan harganya bisa normal lama," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, langkah yang dilakukan untuk menjaga stok terus tersedia disaat bukan musim panen dan harga stabil yakni dengan melakukan perbaikan sistem logistik pangan. Langkah yang dilakukan dengan membangun gudang pendingin dengan jumlah yang memadai, penyediaan mesin pengeringan (dryer) agar nilai jual komoditas pangan yang dihasilkan petani tinggi dan memperbanyak pembangunan pasar pengepul.