REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru, John Key secara mengejutkan mengundurkan diri, Senin (5/12). Ia meninggalkan pekerjaannya selama delapan tahun itu dengan alasan keluarga.
"Ini adalah keputusan terberat yang pernah saya buat," kata Key cukup emosional. Ia sempat mengatakan tidak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
Namun Key menegaskan ini adalah keputusan pribadi. Ia menyangkal laporan media yang menyebut istrinya, Bronagh Key (32 tahun) memberi ultimatum.
Wakil Perdana Menteri, Bill English diperkirakan segera menggantikan posisi pemimpin populer tersebut. Hingga partai Nasional menggelar Kaukus untuk memilih pemimpin baru.
Pengumuman mengejutkan Key dilakukan saat konferensi pers rutin mingguan. "Pekerjaan ini membuat orang terkasih saya harus berkorban sangat besar," kata Key.
Anaknya, Max dan Stephie, sampai harus menghadapi gangguan level luar biasa. PM ke-38 Selandia baru ini mengatakan ia telah memberikan semua yang ia punya tanpa tersisa.
Soal istrinya, Key mengatakan mereka sudah banyak membahas soal ini. "Ia suka konsep saya lebih sering di rumah, tapi tidak ada ultimatum," katanya.
Dulu, Key adalah seorang penjual valuta asing di Merrill Lynch. Ia kemudian menumbangkan kepemimpinan selama sembilan tahun partai Buruh pada 2008. Ia mengalahkan Helen Clark yang saat itu menjabat PM. Ia memenangkap termin ketiganya untuk partai Nasional pada pemilu September 2014.