Senin 05 Dec 2016 18:20 WIB

Gaet GIC Singapura, PT NSP Ingin Kuasai Pasar Indonesia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ismail Lazarde
Salah satu bioskop milik Jaringan 21 Cineplex
Salah satu bioskop milik Jaringan 21 Cineplex

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perusahaan bioskop terdepan Indonesia PT Nusantara  Sejahtera Raya (NSR) menjalin kerja sama strategis dengan Sovereign Welfare Fund (SWF) asal Singapura, Government of Singapore Investment Corporation (GIC). Kemitraan ini diharapkan memperkokoh posisi NSP di pasar Indonesia dan mendukung pertumbuhan juga perkembangan perusahaan.

“Kami menghargai pengalaman GIC sebagai mitra jangka panjang yang sepaham  dengan kami untuk mendukung perkembangan perusahaan selanjutnya dan meningkatkan posisi kepemimpinan kami,” Ujar Co-founder NSR Harris Lasmana kepada Republika melalui siaran resmi, Senin (5/12).

Perusahaan yang mengoperasikan Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere di Indonesia itu kini telah memasuki tahap untuk memperkuat posisi kepemimpinannya dan mempersiapkan perseroan untuk tahap perkembangan selanjutnya. Kemitraan dengan nilai investasi sebesar Rp 3,5 triliun tersebut akan memperluas cakupan bioskop NSR dalam lingkup nasional.

Hal ini sesuai dengan visi perusahaan untuk menyediakan hiburan kelas dunia bagi penduduk Indonesia di tanah air. Presiden  Komisaris NSR Suryo Suherman bahkan menyebut kemitraan ini sebagai tonggak sejarah penting dalam perjalanan perusahaannya.

Sejak 1987, NSR telah berkomitmen untuk menyediakan pengalaman kelas dunia kepada penonton bioskop di Indonesia. NSR terus meningkatkan pelayanannya dengan memperkenalkan teknologi terbaru, termasuk layar IMAX dan juga sistem suara canggih Dolby Atmos. Sejak Desember 2016, NSR telah mengoperasikan 864 layar di 157 bioskop di 36 kota di Indonesia. 

Sementara itu, GIC yang merupakan firma investasi global terkemuka dengan total aset dalam pengelolaannya  melebihi 100 miliar Dolar AS terbentuk pada 1981. Firma ini dibentuk untuk menjamin masa depan keuangan Singapura dengan mengelola cadangan devisa Singapura. GIC juga melebarkan sayapnya dengan berinvestasi di berbagai ragam  kelas aset, termasuk properti, private equity, saham dan pendapatan tetap. Sejauh ini, GIC telah berinvestasi di lebih dari 40 negara dan telah berinvestasi di pasar negara berkembang selama lebih dari dua dekade.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement