REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sebanyak 21 orang guru bantu sementara (GBS) daerah terpencil di Kabupaten Indramayu, resah. Pasalnya, honor mereka selama setahun ini belum dibayarkan oleh Pemkab Indramayu melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
"Honor itu hak kami. Tapi, selama setahun berjalan ini, belum dibayarkan," kata seorang GBS yang tidak mau disebut namanya, Senin (5/12).
GBS itu mengakui, keterlambatan pencairan honor tersebut sebenarnya sudah biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Namun, pada tahun ini, keterlambatan pencairan honor itu dinilainya sangat parah. Pasalnya, dia mendapat informasi kalau honor GBS di daerah lainnya di Jabar sudah cair. "Biasanya honor telat dibayar satu atau dua bulan saja, sekarang sampai satu tahun. Parah," katanya.
GBS tersebut mengungkapkan, bersama dengan rekan-rekan sesama GBS lainnya, sudah menghadap kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu untuk menanyakan masalah tersebut. Namun, jawaban kepala dinas dinilainya tidak menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Menurutnya, para GBS di Kabupaten Indramayu dijanjikan oleh pihak Disdik Kabupaten Indramayu bahwa honor tersebut akan dicairkan sebelum 27 Desember 2016. Namun, dia tetap mengaku cemas karena khawatir janji itu akan meleset.
Kepala Disdik Kabupaten Indramayu, Ali Hasan, saat hendak dikonfirmasi, tidak ada di ruang kerjanya. Menurut informasi, dia sedang menjalankan tugas di luar kota.
Kepala Seksi Tenaga Teknis Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Kabupaten Indramayu, Tasmo, membenarkan belum dibayarnya honor 21 orang GBS di Kabupaten Indramayu. Dia menyebutkan, 21 orang GBS itu merupakan jumlah total GBS yang ada di Kabupaten Indramayu.