REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abad ke-14, masa Ibnu Battuta hidup, merupakan masa yang cukup makmur. Setidaknya, dalam tiga dasawarsa pertama di dunia Afrika dan Asia-Eropa. Namun, paruh kedua abad itu bertolak belakang, yakni banyak diwarnai musibah besar dan kekacauan ekonomi.
Wabah yang terjadi bukan hanya pes (Black death) yang menelan hingga 200 juta korban jiwa dan memuncak di Eropa. Wabah pes ini mengurangi hasil panen dan populasi secara drastis di Eropa, Timur Tengah, dan barangkali dampaknya sampai ke India dan Cina.