Selasa 06 Dec 2016 09:05 WIB

Muhammadiyah Tekankan Perlunya Relawan Bencana Tersertifikasi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, Kamis (31/3).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, Kamis (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah menekankan perlunya meningkatkan kompetensi relawan bencana melalui sertifikasi profesi. Hal ini untuk memperbaiki kerja tenaga relawan baik dalam kompetensi dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam penanggulangan bencana.

Pimpinan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Ahmad Muttaqin Alim mengatakan sebagai tenaga bantuan bencana, sekadar menjadi relawan saja tidaklah cukup saat ini. Menurutnya butuh kualitas antar klaster relawan ketika bencana, baik yang tergabung bersama BNPB dan Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana (LSP PB).

"Sertifikasi relawan kebencanaan saat ini harus mulai didorong. Kompetensi, kontrol kualitas serta peningkatan pengetahuan bagi relawan memang peting agar seseorang tidak sekedar menjadi relawan," Alim dalam diskusi Hari Relawan Internasional di Yogyakarta, Senin (5/12).

Relawan kebencanaan di Indonesia kini, menurutnya harus memiliki kompetensi yang standar. Sehingga bukan sekedar terjun di lapangan dan lokasi bencana sebagai relawan, tanpa kemampuan dan kompetensi penanggulangan bencana.

Unsur Pengarah BNPB, Rahmawati Husein menambahkan dibentuknya sertifikasi relawan oleh BNPB sendiri ialah sebagai peningkatan kapasitas relawan sesuai dengan kebutuhan dikala bencana. Menurutnya, peningkatan kompetensi relawan sesuai dengan kebutuhan kala bencana menjadi salah satu dasar dibentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana ini.

"Tujuannya agar relawan dapat melakukan aksi kemanusiaan secara efektif dan efisien," katanya.

Ke depan, kata dia, dengan adanya sertifikasi ini, relawan dapat mengetahui akan kompetensi sesungguhnya yang ia miliki ketika merespons bencana. Bagi BNPB sendiri, tatkala para relawan sudah tersertifikasi, kita mampu memetakan serta menguatkan kompetensi relawan melalui pelatihan–pelatihan yang diselenggarakan nantinya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement