Selasa 06 Dec 2016 13:40 WIB

Adat Minang Dapat Tangkal Radikalisme

Penyambut tamu berpakaian anakdaro dan marapulai, berada di depan Gedung Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), di Jl Kh A Dahlan, Padang, Sumatera Barat, Kamis (23/4).  (ANTARA/Iggoy el Fitra).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyambut tamu berpakaian anakdaro dan marapulai, berada di depan Gedung Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), di Jl Kh A Dahlan, Padang, Sumatera Barat, Kamis (23/4). (ANTARA/Iggoy el Fitra).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Adat Minang dapat berperan awal untuk menangkal paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat. Hal ini diungkapkan pemangku adat Minangkabau Yuzirwan Rasyid dalam acara sosialisasi pencegahan paham radikalisme, di Polresta Padang, Sumatera Barat, Selasa (6/2).

"Dalam terminologi adat Minang, tidak ada kekerasan dan intoleransi," kata Yuzirwan.

Pasalnya, dalam adat Minang, setiap persoalan yang terjadi di masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat, termasuk untuk mendeteksi keberadaan orang asing di lingkungan masyarakat.

Saat ditanya terkait adanya gerakan radikal di masyarakat Minang saat ini, ia tidak pernah menemukan hal tersebut kendati ada upaya-upaya untuk menanamkan paham radikal kepada masyarakat. "Ada upaya menumbuhkan ajaran radikal. Menyusup berupa LSM dengan berkedok aktivitas pemberdayaan masyarakat," ujar Yuzirwan yang merupakan dosen di Universitas Andalas ini.

Namun, upaya ini tidak pernah dihiraukan oleh masyarakat Minang yang menjunjung tinggi adat istiadat setempat. Menurutnya, radikalisme berperilaku seperti virus sehingga harus diberantas hingga ke akar-akarnya. "Radikalisme itu termasuk kategori gangguan, ancaman, tantangan dan hambatan nasional. Ini bahaya, harus diberantas dengan serius," katanya.

Dia patut berbangga karena hingga saat ini belum ada gerakan radikalisme yang muncul di Sumatera Barat namun isu radikalisme tidak boleh diremehkan dan harus dicegah karena tidak sesuai dengan adat Minangkabau.

Pada Selasa, jajaran Polresta Padang melakukan sosialisasi bahaya radikalisme dan pencegahannya kepada masyarakat setempat. Sosialisasi yang dilakukan di aula Polresta Padang ini dihadiri para tokoh adat, akademisi, anggota LSM dan mahasiswa.

Wakapolresta Padang AKBP Tommy Bambang mengatakan sosialisasi ini digelar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mengetahui bahaya radikalisme dan tidak terpengaruh ajakan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement