Selasa 06 Dec 2016 15:22 WIB

Ada Misi Terselubung Kunjungan Presiden Taiwan ke Guatemala?

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden baru Taiwan Tsai Ing-wen memberikan pidato saat pelantikannya di Taipei, Jumat, 20 Mei 2016.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden baru Taiwan Tsai Ing-wen memberikan pidato saat pelantikannya di Taipei, Jumat, 20 Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing Wen berencana mengunjungi Guatemala. Kunjungan itu rencananya berlangsung bulan depan, tepatnya pada 11 hingga 12 Januari 2017.

Kementerian Luar Negeri Taiwan tidak menjelaskan apa tujuan utama dalam kunjungan Tsai di Guatemala. Ia hanya dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Jimmy Morales, sebagaimana pemimpin negara melakukan pertemuan resmi.

Namun, dalam rencana itu beredar isu yang mengatakan kemungkinan Tsai untuk juga mengunjungi AS. Hal itu karena ia akan melakukan transit di New York dalam perjalanannya ke Guatemala, dan dua negara di kawasan Amerika Tengah lainnya yaitu Nikaragua dan El Salvador.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan tidak mengetahui apakah Tsai berencana mengunjungi AS saat transit di salah satu kota di negara itu. Ia juga menejlaskan, meskipun presiden perempuan Taiwan itu datang, tidak akan bersifat resmi.

"Apa yang bisa saya katakan adalah kemungkinan transit itu ada, sepeti dirinya memilih pesawat dengan rute itu. Namun tidak ada di antaranya yang disengaja atau didasarkan hubungan resmi AS dan Taiwan," ujar Toner, Senin (5/12).

Kantor Kepresidenen Taiwan mengatakan laporan kunjungan Tsai dan rencana transit di AS adalah sesuatu yang berlebihan. Demikian dengan spekulasi terhadap kemungkinan presiden negara itu melakukan kunjungan ke AS dan menemui Trump.

Spekulasi itu dihubungkan dengan adanya percakapan telepon yang dilakukan Tsai dan Trump pada Jumat (2/12) lalu.

Pembicaraan antara Presiden AS dan Taiwan tidak pernah dilakukan sejak Negeri Paman Sam di era kepemimpinan Presiden Jimmy Carter pada 1979 lalu menandatangani perjanjian yang mengakui kebijakan Satu Cina. Perjanjian itu secara langsung mengakui Taiwan merupakan bagian dari Cina.

Jika Tsai benar mengunjungi AS, maka sangat mungkin Cina akan mengecam keras.

Baca juga,  Cina Protes Trump Berbicara dengan Presiden Taiwan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement