Selasa 06 Dec 2016 19:29 WIB

Rawan Bencana, Personel Tagana DIY Ditambah

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah personel SAR dan TAGANA, mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (13/12). Longsor menimbun 40 rumah di desa itu pada Jumat (12/12) sore.
Foto: antara
Sejumlah personel SAR dan TAGANA, mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (13/12). Longsor menimbun 40 rumah di desa itu pada Jumat (12/12) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- DIY memiliki wilayah yang rawan bencana. Berbagai jenis bencana pun senantiasa mengancam, seperti longsor, banjir, dan erupsi Merapi. Maka dari itu pemerintah setempat selalu berusaha membentuk kesiagaan masyarakat. Di antaranya dengan penambahan personel tanggap bencana (Tagana).

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) DIY, Untung Sukaryadi mengatakan, jumlah personel Tagana di DIY selalu meningkat tiap tahunnya. "Pada 2010 jumlah Tagana aktif sebanyak 350 orang. Sedangkan 2016 sudah mencapai 1.034 orang," katanya, kemarin.

Selain itu Pemda DIY juga membentuk komunitas sahabat Tagana. Mereka merupakan relawan dari masyarakat yang bersedia untuk bersinergi dengan Tagana ketika menghadapi bencana. Untung mengemukakan, Sahabat Tagana terdiri dari berbagai elemen di antaranya mahasiswa, pelajar, organisasi masyarakat, hingga para penyandang disabilitas.

Untung menuturkan, selama ini personel Tagana di DIY selalu mampu menjalankan tugasnya dengan baik. "Tagana selalu bekerja dengan ikhlas dan solid," ujarnya. Maka itu ia berharap, dengan keberadaan Tagana, seluruh potensi kerugian dan korban jiwa akibat bencana dapat diminimalisir.