REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyanggupi akan melakukan kunjungan kerja yang lebih intensif ke sentra-sentra industri baik skala kecil atau besar. Pernyataannya ini menanggapi permintaan ekonom senior Didik J Rachbini, agar Jokowi mau melihat dan mendengar langsung hambatan-hambatan yang dirasakan pelaku usaha di lapangan.
Namun, meski mengiyakan masukan dari para ekonom untuk mau melakukan blusukan ke sektor industri, Jokowi dengan gaya santainya menegaskan bahwa ia sendiri pernah bergelut di sektor industri selama 24 tahun, yakni industri furnitur atau perabot kayu.
"Dan memang (saya) betul-betul pekerja di industri. Hanya memang bukan industri yang gede-gede. Namun, saran tersebut saya akan lakukan supaya (saya) tahunya bukan hanya masalah kayu, tapi juga masalah migas, industri oto, tekstil," ujar Jokowi di hadapan 100 ekonom diikuti dengan tepuk tangan hadirin di Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12).
Sebelumnya, Didik sempat menyinggung bahwa sektor industri Indonesia sedang mengalami kemunduran dibanding dekade lalu. Saat ini, peranan sektor industri untuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 21 persen saja. Padahal sebelumnya, porsi sektor industri ke dalam PDB bisa mencapai 30 persen. Untuk menggenjot industri ini lah, Didik menyarankan Presiden untuk melakukan blusukan ke proyek infarstruktur dan industri demi melihat langsung dan menampung keluhan yang dialami pelaku usaha.
"Menanyakan kepada mereka bagaimana pasar dan teknologinya," minta Didik kepada Jokowi.