Rabu 07 Dec 2016 12:06 WIB

RS Penuh, Korban Gempa Aceh Terpaksa Dirawat di Lorong dan Tenda

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Warga Kabupaten Pidie, Aceh, yang menjadi korban luka musibah gempa bumi di daerah tersebut dievakuasi menggunakan mobil patroli ke rumah sakit terdekat, Rabu (7/12).
Foto: dok. DPD PKS Pidie
Warga Kabupaten Pidie, Aceh, yang menjadi korban luka musibah gempa bumi di daerah tersebut dievakuasi menggunakan mobil patroli ke rumah sakit terdekat, Rabu (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 500 korban luka gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, dilarikan ke Rumah Sakit Cik Diktiro. Empat di antaranya meninggal dunia. "Kebanyakan korban yang di bawa ke sini mengalami luka fraktur (patah tulang). Ada yang cedera kepala, dan luka ringan lainnya," ujar Direktur RS Cik Diktiro drg Mohd Riza Faisal kepada Republika.co.id, Rabu (7/12).

Kebanyakan korban luka-luka adalah orang dewasa. Menurut dia, semua pasien luka sudah mendapatkan pertolongan pertama dan telah tertangani dengan baik. Pasien dengan luka fraktur pun sudah dioperasi dan tidak ada yang terbengkalai.

Faisal menyebut, suasana RS saat ini sangat sibuk dan kamar-kamar di sana sudah penuh. Alhasil sebagian pasien terpaksa dirawat di lorong-lorong RS dan tenda.

Dia mengatakan, masih banyak korban yang belum dibawa ke RS. Hingga kini korban masih terus berdatangan. "Masih banyak korban di lokasi kejadian, mereka tertimbun puing-puing, dan masih dievakuasi. Sampai sekarang pasien terus masuk," kata Faisal.

RS Cik Diktiro terus mengkalkulasi obat-obatan dan tenaga kesehatan yag diperlukan. Rencananya nanti sore tenaga kesehatan bantuan yang terdiri dari dokter bedah dan ortopedi dari RS Zainal Abidin akan datang. Di RS Cik Diktiro sendiri mengerahkan total 36 dokter spesialis yang terdiri dari dokter spesialis bedah, dokter ortopedi, dan dokter spesialis lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement