REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustaz Tengku Zulkarnain berharap, gelaran Zikir Nasional yang dihelat Republika pada 30 dan 31 Desember 2016 di Masjid At-Tin, Jakarta, bisa menyebarkan pola pikir persatuan umat.
Tengku menyebut, banyak negara mayoritas Muslim yang mengalami instabilitas nasional bahkan, berujung friksi. "Kita lihat negara seperti Suriah, Tunisia, Irak, Yaman mengalami friksi. Indonesia harus menjaga persatuan," ujar Ustaz Tengku saat menerima silaturahim Panitia Zikir Nasional di Gedung MUI, Jakarta, Senin (6/12).
Persatuan bisa diwujudkan jika terjadi keadilan. Menurut Ustaz Tengku, keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jangan sampai mayoritas ditekan dan minoritas merasa bebas. "Yang proporsional saja jika terjadi ketidakadilan bisa berbahaya," ujarnya.
Selain keadilan, umat juga mesti memiliki pemikiran yang sama. Ia menjelaskan, umat harus seragam memahami jika Islam adalah bagian tak terpisahkan dalam sendi kehidupan.
"Islam itu dari buaian hingga kuburan. Saat lahir diakikahkan lalu dikhitan, dinikahkan, jelang wafat ditalqin dan saat meninggal dikubur. Semua dengan tata cara Islam," ujarnya.
Ustaz Tengku juga menjelaskan, Islam tak bisa lepas dari kehidupan berbangsa semisal politik hingga ekonomi. Karena itu, menurut dia, tidak benar paham yang menyebut Islam harus jauh dari politik.
"Pola pikir ini yang harus dikembalikan bahwa dalam serial kehidupan, kita tak bisa lepas dari ajaran Islam," kata dia.
Ustaz Tengku menegaskan, keseragaman berpikir umat memang harus sama. Soal cara menerapkan pemikiran tersebut yang diperkenankan berbeda-beda.
"Pikir harus seragam, berbeda tindak boleh sementara cara atau kaifiatnya boleh beda asal satu tujuan," kata dia.
Semangat persatuan itulah salah satunya yang akan disampaikan Ustaz Tengku dalam tausiyah di Zikir Nasional 2016. Selain itu, Ustaz Tengku juga mengapresiasi Pesantren Sains dan Matematika yang digelar sebagai rangkaian Zikir Nasional.
Selain bermanfaat untuk anak, menurut dia, acara tersebut juga baik untuk menguatkan hubungan orang tua dan anak. "Saya amati sekarang orang tua tidak punya waktu buat anak. Anak kecewa dengan orang tua. Mereka nakal itu karena minta perhatian," ujarnya.
Kurangnya waktu dan perhatian terhadap anak sudah menjadi keresahan tersendiri. Ustaz Tengku berharap, selain mengokohkan persatuan umat, Zikir Nasional juga diharapkan bisa menyadarkan orang tua bahwa mereka harus memberi perhatian yang cukup untuk anak.
"Insya Allah soal orang tua dan anak ini juga akan saya singgung dalam tausiyah nanti. Selamat dan sukses untuk Zikir Nasional," kata dia mengingatkan.