Rabu 07 Dec 2016 14:04 WIB

Pitsuwan: Berikan Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya

Anak-anak etnis Muslim Rohingya di pengungsian.
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Anak-anak etnis Muslim Rohingya di pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Mantan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan, masyarakat ASEAN dan dunia harus mendesak pemerintah Myanmar untuk memberikan status kewarganegaraan kepada etnis Rohingya. Karena, dengan jumlah etnis Rohingya yang mencapai lebih dari satu juta orang, tidak bakal mungkin diterima oleh negara lain.

"Kita harus buat akomodasi dan aturan bagaimana membantu Rohingya," ujar Surin Pitsuwan dalam konferensi pers di Bali, Rabu (7/12). Selain itu, masyarakat ASEAN dan dunia PUN harus memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar dari etnis Rohingya yang sedang mengalami penindasan di negara mereka.

"ASEAN harus dipandang sebagai komunitas yang peduli. Karena itu masyarakat ASEAN harus menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, makanan, tempat tinggal dan pendidikan," ujar Surin Pitsuwan.

Pitsuwan mengungkapkan, bantuan kemanusiaan tersebut tidak hanya disalurkan kepada etnis Rohingya, melainkan juga untuk umat Buddha yang berada di Rakhine. "Kita harus menunjukkan bahwa ini adalah pendekatan yang dilakukan oleh ASEAN. Bukan pendekatan per negara," imbuhnya.

Sebelumnya, Reuters melaporkan tim yang dipimpin mantan Sekjen PBB Kofi Annan tiba di Negara Bagian Rakhine di barat laut Myanmar, Jumat untuk membicarakan pengungsi Muslim Rohingya. Kunjungan tersebut dilakukan setelah tentara Myanmar menewaskan setidaknya 86 orang dan menyebabkan 10 ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Annan berada selama sehari di Sittwe, Ibu Kota Rakhine, sebelum melanjutkan perjalanan ke utara, kawasan yang ditutup sejak pihak militer melancarkan operasi, menyusul serangan kelompok militan di pos perbatasan pada 9 Oktober lalu.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah menunjuk komisi beranggotakan sembilan orang sebelum konflik pecah untuk meredakan situasi di Rakhine, di mana etnis Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya hidup terpisah sejak bentrokan pada 2012 yang menewaskan lebih dari 100 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement