REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nasyiatul Aisyiyah mengecam keras pelaku penembakan terhadap Muchlisin (31 tahun) warga Desa Kuala Idi, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur yang terjadi Selasa (6/12). Sangat disayangkan karena peristiwa ini terjadi di depan anak korban yang berusia 4 tahun.
Peristiwa kekerasan yang dilakukan di depan anak dapat membawa dampak jangka panjang sebagai luka trauma bagi anak korban. Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muda Muhammadiyah yang ramah anak, melalui Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Aceh siap melakukan advokasi terhadap anak korban.
Nasyiatul Aisyiyah meminta pihak berwajib segera menindak pelaku kejahatan atas motif apapun. "Pelaku harus dihukum seberat-beratnya dan bertanggung jawab atas luka traumatis yang dialami anak korban," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini, Rabu (7/12).
Nasyiatul Aisyiyah mengajak semua pihak peduli dan terlibat dalam penuntasan kasus ini, baik dalam proses hukum ataupun dalam pemulihan trauma bagi anak dan keluarga korban. Atas dasar apapun, lanjut Diyah, kekerasan yang dilakukan di depan anak tidak dapat dibenarkan. "Harapannya peristiwa semacam ini ke depan tidak akan terjadi lagi," ujarnya.
Peristiwa penembakan yang sempat membuat heboh warga Idi Cut ini terjadi di Desa Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur. Korban yang saat itu sedang berboncengan dengan anaknya ditembak orang tidak dikenal (OTK) di sebuah jalan penghubung antardesa.
Warga yang mendengar suara tembakan dan tangisan anak korban menemukan korban meninggal tergeletak di samping sepeda motornya dengan luka tembakan di pelipis kepala bagian kanan. Saat ditemukan helm korban masih terpasang di kepalanya dengan kondisi badan telungkup.