REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sebuah pesawat Pakistan International Airlines (PIA) jatuh di daerah pegunungan Pakistan utara di Havelian pada Rabu dan menewaskan seluruh 48 orang yang berada di dalamnya, kata para pejabat.
Kepala PIA Azam Sehgal mengatakan dalam jumpa pers bahwa tidak ada orang yang selamat dalam kecelakaan pesawat tersebut. Penyelidikan penuh akan dilakukan, katanya, sementara kotak hitam pesawat sudah ditemukan oleh tim penyelamat dari Angkatan Darat Pakistan.
Menurut laman PIA, tiga warga asing, yaitu dua berkewarganegaraan Austria dan satu dari China, termasuk sebagai korban tewas. Kedutaan Besar China telah memastikan bahwa seorang warga negaranya tewas dalam tragedi itu.
Sayap media Angkatan Darat Pakistan, Inter-Services Public Relations (ISPR) mengatakan 40 jenazah dari 48 korban sudah ditemukan dari puing pesawat. ISPR mengatakan 500 tentara dan dokter mengambil bagian dalam operasi penyelamatan.
Sebanyak 32 jenazah sudah dipindahkan ke kompleks fasilitas medis Abbotabad oleh tim-tim penyelamat. Seorang pejabat di rumah sakit tersebut, Dokter Manan, mengatakan seluruh jenazah dalam keadaan terbakar hingga sulit dikenali.
Dengan demikian, proses identifikasi akan dilakukan melalui tes DNA. Tim-tim medis telah dikirimkan ke rumah sakit itu untuk mengidentifikasi jenazah-jenazah, yang akan diserahkan kepada para keluarga korban setelah pengujian DNA selesai dilakukan.
Seorang juru bicara PIA mengatakan pesawat ATR-42 jatuh ketika sedang dalam perjalanan menuju ibu kota Islamabad dari distrik Chitral di wilayah utara. Ia menambahkan bahwa pesawat dengan nomor penerbangan PK-661 itu lepas landas pada pukul 15.30 waktu setempat dan hilang dari radar pada pukul 16.20 waktu setempat.
Para saksi mata mengatakan pesawat jatuh di bukit dan terbakar serta menambahkan bahwa mereka memadamkan api menggunakan lumpur serta ranting-ranting kayu sebelum para tim penyelamat tiba di lokasi.
Penyebab kecelakaan belum diketahui namun menurut penyelidikan awal, seperti yang dituturkan Sekretaris Otoritas Penerbangan Sipil, Irfan Elahi, pesawat tersebut mengalami masalah teknis pada salah satu dari dua mesinnya. Kepala PIA Sehgal juga mengatakan tampaknya pesawat buatan Prancis itu jatuh karena mengalami masalah mesin.