REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO – Pelaku bisnis Bosnia yang tediri dari bank, produsen makanan, dan bisnis perhotelan akan mengadopsi standar halal untuk memanfaatkan pasar halal global yang sedang berkembang pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya wisatawan dari kawasan Teluk dan pertumbuhan perdagangan dengan dunia Arab.
Bosnia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa. Setengah dari penduduknya adalah Muslim.
Bosnia juga telah menjadi pusat regional untuk produk halal karena mendirikan lembaga pertama di Eropa untuk sertifikasi mutu halal pada tahun 2006. Badan ini telah menyertifikasi ribuan produk dari Bosnia, Serbia, Montenegro dan Lithuania dan membantu Kroasia, Serbia dan Macedonia untuk membangun lembaga kualitas halal sendiri.
"Potensi pasar tinggi karena fenomena ini baru dan ada kesenjangan antara permintaan dan penawaran," kata Kepala Dinas Amir Sakic seperti dilansir yahoo.com (8/12).
Ia menjelaskan, di Balkan, pasar halal telah tumbuh sekitar 17 persen setiap tahun selama dekade terakhir. Pasar halal itu bernilai lebih dari 1 triliun dollar pada 2015 dan tumbuh sekitar 15 persen per tahun.
Sertifikasi halal menegaskan, bahwa produk diproduksi sesuai dengan hukum Syariah Islam. Tidak mengandung babi, alkohol atau darah. Para produsen juga harus memastikan pengolahan produk ini sesuai dengan standar halal yang ditetapkan. Manajer Mutu Produsen Makanan di Sarajevo, Vasvija Poljo mengatakan, orang sering bingung membedakan produk halal dengan produk yang tidak memiliki babi.
"Ini lebih jauh dari itu. Ini mensyaratkan bahwa semua bahan baku juga harus dibersihkan dari pestisida, logam berat, GMO, antibiotik, dan