REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Indonesia akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk kelompok Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine di Myanmar.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah melakukan pertemuan dengan mantan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Kofi Annan di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Badung, Kamis (8/12).
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 40 menit itu dibahas sejumlah langkah untuk membantu penyelesaian krisis kemanusiaan Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar. "Mr. Kofi Annan adalah Ketua Advisory Committee untuk Rakhine State, jadi kita telah berbicara banyak dan dalam diskusi tadi beliau menyampaikan mengenai langkah-langkah yang perlu kita ambil dalam membantu kemanusiaan yang ada di Rakhine State," kata Presiden kepada wartawan seusai pertemuan.
Dalam pertemuan sebelum pembukaan Bali Democracy Forum IX itu, Presiden juga mengatakan akan mengirim bantuan logistik secepatnya ke Myanmar. "Saya juga telah memerintahkan kepada menteri untuk menyiapkan bantuan secepat-cepatnya untuk bisa dikirim," ujar Presiden.Adapun jenis bantuan yang akan dikirim oleh Indonesia dalam waktu dekat adalah dalam bentuk makanan dan selimut. Presiden mengatakan, berdasarkan komunikasi dengan Myanmar, jenis bantuan itulah yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat Rohingya di sana.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa Kofi Annan yang juga sekaligus menjabat sebagai Chairman Kofi Annan Foundation, mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia dalam membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di negara bagian Rakhine. Selain langkah jangka pendek, Menteri Retno juga mengaku telah mendapat instruksi dari Presiden untuk mempersiapkan langkah jangka panjang.
"Untuk langkah yang lebih panjang ada beberapa hal yang diperlukan dan kita sudah bahas dengan state counsellor Aung San Suu Kyi," kata Retno.
Di antaranya pemberian kapasitas di bidang Good Government Democracy dan juga di bidang HAM. Menurutnya, program ini sudah dilakukan tapi akan diteruskan karena ini merupakan hal penting. Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.