Kamis 08 Dec 2016 13:46 WIB

Serap Aspirasi Petani, Pemerintah akan Hentikan Impor Kentang

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen kentang di areal perladangan kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen kentang di areal perladangan kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani kentang asal Dieng memberikan aspirasi terkait pemberhentian kentang impor dari Cina dan Pakistan. Mereka menegaskan kentang Dieng memiliki kualitas lebih baik.

"Hidup petani. Hidup kentang Dieng, kentangnya bagus," teriak mereka di depan Kementerian Perdagangan, Kamis (8/12).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya bersama dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita telah melakukan diskusi dengan para petani kentang tersebut. "Mereka aspirasinya masuk akal, hentikan impor, itu sudah cita cita kita, cita-cita bangsa," tegas Amran.

Dalam kesempatan tersebut, mereka juga mengeluhkan adanya benih selundupan. Namun hal tersebut diakui Amran akan ditangani pihak berwajib.

Pihaknya hanya bisa menyiapkan regulasi yang mampu membuat petani kentang berkesinambungan. Terutama untuk mampu memproduksi benih unggul. "Kalau bisa produksi benih unggul ngapain impor," lanjut dia.

Sementara itu Enggar mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan impor dan tidak menemukan adanya izin impor.  Sebab, petani Indonesia mampu melakukan produksi kentang tersebut. "Artinya itu selundupan," ujarnya.

Senada dengan Amran, ia menyerahkan kasus tersebut kepada pihak berwajib. Enggar melanjutkan, Indonesia mulai mampu memproduksi kentang jenis Atlantis. Petani pun mengaku siap dengan catatan, menerima bantuan pemerintah terkait adanya pasar.

"Untuk kemitraan dengan pengusaha, pengusaha besar harus jadi penjamin, pembelinya. Kami akan segera melakukan itu," kata dia.

Selain itu, sebagai upaya lain menghentikan impor, Enggar mengatakan, pihaknya akan mengenakan bea masuk yang tinggi. Namun, ia melanjutkan, petani Indonesia harus mampu menjamin adanya ketersediaan kentang.

"Kita minta pada petani bersiap untuk meningkatkan produktivitas dan pak Mentan dengan jajarannya siap," ujar dia.

Sebelumnya harga kentang sempat turun hingga Rp 4 ribu- Rp 5 ribu per kilogra,. Namun Enggar menegaskan saat ini harga kentang sudah naik menjadi Rp 8.500 per kg.

"Harga keekonomiannya itu Rp 5 ribu per kilogram, tapi kita akan tetap jaga buat harga acuan," katanya.

Sementara itu untuk menghasilkan bibit unggul produksi dalam negeri, Kementan telah menurunkan 1.128 ahli pertanian.  Dalam waktu dekat, kedua menteri bahkan akan melakukan kunjungan langsung melihat bibit dan produksi kentang tersebut,  sekaligus melihat budidaya para petani.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement