Kamis 08 Dec 2016 16:39 WIB

Athian Ali: Kegiatan Kebaktian di Sabuga Langgar Kesepakatan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Perwakilan Ormas beserta panita KKR dan kepolisian berfoto bersama usai audiensi, Selasa (6/12).
Foto: Polda Jabar
Perwakilan Ormas beserta panita KKR dan kepolisian berfoto bersama usai audiensi, Selasa (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tuduhan intoleransi dialamatkan kepada beberapa kelompok umat Islam, saat ibadah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Sabuga Bandung pada Selasa (6/12) lalu. Namun informasi adanya intoleransi tersebut dibantah Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali M Da'i.

Kiai Athian meminta umat Islam untuk tabayun atas tuduhan dan persepsi adanya sikap intoleransi antar umat beragama, oleh umat Islam ini. ia mengingatkan jangan sampai tuduhan intoleransi itu hanya didapat dari informasi sepihak.

"Sudah bisa dipastikan, tidak akan pernah dan tidak mungkin ada ormas Islam atau elemen umat Islam menghalangi umat agama lain untuk melaksanakan ibadah. Karena Islam sangat menghargai umat agama lain untuk menjalankan keyakinannya," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (8/12).

Ia mengungkapkan ormas-ormas Islam yang terlibat menolak acara KKR di Sabuga Bandung tersebut, karena diduga ada kegiatan lain selain hanya kebaktian.

Baca juga, Polisi Bantah Ada Pembubaran Paksa Kebaktian di Sabuga.

Dugaan dan kekhawatiran inilah yang kemudian dilaporkan beberapa ormas Islam ke kepolisian. Karena kalau mereka mendapat izin tentu sudah jelas apa acaranya, dan kalau berniat ibadah di Gereja pasti dibolehkan.

Ormas Islam pun berhubungan dengan pihak aparat kepolisian soal ini. "Saya menjadi saksi, bahwa aparat sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional," kata Athian Ali.

Kapolres meminta pandangan dan jalan keluar agar kegiatan ibadah tetap berlangsung. Akhirnya ditemukan jalan keluar, siangnya acara ibadah anak itu tetap di Sabuga, sementara acara malamnya bisa dipindahkan ke Gereja Bethel Indonesia Bandung. Jadi sudah selesai dengan kesepakatan itu.

Namun, lanjut dia, ternyata rencana ke GBI itu tidak jadi karena ada pertentangan di internal antara panitia dan pihak Gereja. Sehingga mereka kembali ke Sabuga dan tidak melakukan ibadah di Gereja. Ini yang membuat kegiatan itu tidak sesuai kesepakatan.

Baca juga, Panitia Kebaktian di Sabuga Bantah tak Punya Izin, Ini Penjelasannya.

"Jadi mereka tidak bisa beribadah itu bukan urusan ormas Islam. Mereka sendiri yang tidak jadi di Gereja dan kita tidak tahu permasalahan apa antara panitia dan Gereja," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement