Kamis 08 Dec 2016 17:15 WIB

Tulisan Stiker Keluarga Miskin di Banyumas Dinilai Berlebihan

Rep: eko widiyatno/ Red: Ani Nursalikah
Stiker milik Pemkab Banyumas yang ditempel di rumah keluarga penerima raskin. Kalimat tersebut dianggap berlebihan.
Foto: Republika/Eko Widiyatno
Stiker milik Pemkab Banyumas yang ditempel di rumah keluarga penerima raskin. Kalimat tersebut dianggap berlebihan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kalimat yang tertulis dalam stiker warga miskin yang dibuat Pemkab Banyumas dinilai terlalu berlebihan. Beberapa tokoh masyarakat di Banyumas, menyebutkan kalimat dalam stiker mestinya tidak harus seperti itu.

''Cukup menyebutkan penerima raskin saja sebenarnya sudah cukup. Tidak perlu penegasan-penegasan macam itu,'' ujar  Sekretaris Komisi D DPR Banyumas, Yoga Sugama, Kamis (8/12).

Dalam stiker yang kini sedang dibagikan ke desa-desa dan ditempel di rumah-rumah warga miskin Kabupaten Banyumas tersebut, tertulis kalimat yang cukup panjang. Stiker berwarna merah dengan kop Pemerintah Kabupaten Banyumas tersebut, bertuliskan 'Saya benar-benar keluarga miskin yang layak menerima Beras Miskin (Raskin)'.

Yoga menyebutkan, pada dasarnya tidak setuju dengan kebijakan penempelan stiker semacam itu. Apalagi bila tulisan terlalu vulgar seperti yang dibuat Pemkab Banyumas. ''Kalimatnya seolah-olah menuding warganya 'kowe kere'. Itu kan tidak manusiawi,'' ujarnya.

Dia memahami, kebijakan tersebut dibuat agar kebijakan penyaluran raskin yang dilaksanakan pemerintah selama ini bisa tepat sasaran. Artinya yang menerima raskin, memang benar-benar warga miskin. Dengan adanya stiker, maka warga yang tidak berhak akan merasa malu bila masih menerima raskin.

Namun dari pengamatannya selama ini, warga yang menerima raskin selama ini, kebanyakan memang warga yang tidak mampu. Namun kebanyakan mereka tidak masuk dalam data RTS (Rumah Tangga Sasaran) sehingga tidak menerima raskin.

''Mengingat kondisi ini, pemerintah desa, RT dan RW, akhirnya banyak yang mengambil kebijakan membagi-bagi jatah beras raskin tidak hanya pada warga miskin yang masuk RTS. Melainkan juga pada warga miskin yang tidak masuk dalam RTS,'' katanya.

Hal serupa juga dikemukakan Ketua RW 8 Kelurahan Purwokerto Wetan Kecamatan Purwokerto Timur, Rubi Runanto. Dia menyatakan, kalimat yang tertulis dalam stiker tersebut memang cukup vulgar. ''Ya, karena ini sudah kebijakan pemerintah, ya kita nurut saja,'' katanya.

Menurutnya, stiker tersebut saat ini sudah dipasang di rumah-rumah warga miskin yang memang masuk dalam data RTS. Di wilayah RW-nya, ada 16 KK warga miskin yang masuk dalam data RTS. ''Waktu memasang stiker itu, rasanya bagaimana ya. Soalnya kalimatnya seperti itu. Kenapa tidak tulisan sederhana saja, seperti tulisan 'Keluarga Miskin Penerima Raskin'. Begitu saja kan sudah cukup,'' katanya.

Namun dia mengaku dapat memahami bila Pemkab beralasan kalimat itu dimaksudkan agar warga yang sebenarnya mampu tidak ikut-ikutan meminta jatah raskin pada warga miskin yang berhak menerima.

Meski demikian Rubi menyebutkan, warga miskin di wilayah RW-nya sebenarnya bukan hanya ada 16 KK yang kini masuk dalam data penerima raskin. Namun lebih dari itu. ''Karena itu, sebelum ada kebijakan stiker ini kita membagi-bagi raskin pada warga miskin yang tidak masuk dalam data RTS. Hal kami lakukan agar lebih adil,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement