REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tidak banyak band progressive rock tanah air yang rutin mengeluarkan album. Satu diantaranya adalah Montecristo.
Setelah merilis album perdananya "Celebration of Birth" pada 2010 lalu, kini di penghujung 2016 band yang beranggotakan Eric Martoyo (vocal), Rustam Effendy (gitar), Fadhil Indra (Keyboard), Haposan Pangaribuan (bass), Alvin Anggakusuma (gitar) dan Keda Panjaitan (drum) ini merilis album kedua mereka bertajuk "A Deep Sleep".
"Album ini mulai direkam sejak awal 2013 di beberapa studio di Jakarta dan selesai tiga tahun kemudian," ujar Eric, Rabu (7/12).
Ia mengatakan, judul album keduanya ini memang memiliki kaitan dengan album pertama. Jika di album pertama tentang kelahiran, maka di "A Deep Sleep" mengangkat tema tentang kematian.
Rangkaian lagu dalam kedua album ini bercerita tentang fase di antara kedua titik tersebut. Sebuah proses yang tak pernah sederhana, namun sering diwakili hanya oleh satu kata "kehidupan".
"Seperti album pertama, proses mastering 'A Deep Sleep' juga dikerjakan di studios 301 Sydney oleh Steve Smart," kata Eric.
Ada 10 lagu yang disajikan di album terbaru ini. Setiap lagu memiliki ceritanya sendiri. Di lagu Nanggroe misalnya, yang didedikasikan untuk para korban tsunami yang melanda Aceh pada Desember 2004.
"Bukan untuk meratapi bencana tersebut, tapi justru untuk memberi semangat agar Aceh tetap tegak berdiri," kata Eric.
"Album ini juga kami persembahkan untuk seorang sahabat, Andy Julias, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya dalam memajukan musik progressive rock," tambah Rustam Effendy.