REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dengan segala potensi dan dampak yang bisa dihasilkan, kebermanfaatan zakat tidak lagi dipertanyakan. Namun, optimalisasi pengumpulannya butuh sinergi semua pihak.
Mantan Ketua Umum BAZNAS KH Didin Hafidhuddin mengatakan, selama ini publikasi pengelola zakat lebih pada program yang dimiliki. Ini perlu diubah, publikasi pengelola zakat kelak adalah hasil kerjanya yakni berapa banyak yang dientaskan dari mustahik menjadi muzakki
Publikasi pendayagunaan diharapkan bisa ikut mendorong pengumpulan zakat. ''Karena pengumpulan itu berkaitan dengan kepercayaan,'' kata Kiai Didin dalam Seminar Nasional Zakat 2016 di Pusat Studi Jepang UI, Kamis (8/12).
Optimalisasi pengumpulan zakat juga butuh sinergi. Ustaz Didin menyebutkan PLN yang pengumpulan zakatnya yang semula Rp 124 juta bisa menjadi Rp 6,2-6,4 miliar per tahun setelah pemimpin perusahaan membuat kebijakan fasilitasi zakat bagi pegawai.
''Pemimpin perusahaan itu dakwahnya itu, dengan SK mewajibkan semua karyawan Muslim untuk bayar zakat dengan payroll system. Jadi memang harus zakat itu harus didorong dan jadi gerakan bersama,'' kata Ustaz Didin.
Pernah BAZNAS mengumpulkan direksi BUMN agar keluarkan mereka mengeluarkan kebijakan pewajiban zakat karyawan melalui BAZNAS. Ustaz Didin melihat di sana jihad bersama para pemimpin perusahaan dengan BAZNAS.
''Sinergi dan koordinasi ini amat perlu sehingga BAZNAS tidak jalan sendiri,'' kata Kiai Didin.