REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dan masyarakat Indonesia di Belanda berdialog dengan Presiden RI ke-3 Prof B.J.Habibie. Dialog dipandu Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja.
Kegiatan dialog dikemas dalam agenda "Lingkar Inspirasi" berlangsung di Aula Nusantara, KBRI Den Haag, Belanda. Sebelum acara dialog yang dihadiri lebih dari 250 orang, ditayangkan film "Rudy," film terbaru yang menceritakan kisah perjalanan studi Prof Habibie di Aachen, Jerman.
Termasuk saat menjadi Ketua PPI Aachen yang sarat dengan dengan jiwa kepemimpinan. Dalam dialog, dengan gaya bicaranya yang khas Prof Habibie menjelaskan pengalamannya menuntut ilmu di Jerman, mulai dari sarjana, dilanjutkan dengan program master, hingga menyelesaikan program doktoralnya sehingga meraih gelar doktor pada usia yang relatif masih belia.
"Dengan temuan-temuan penelitian saya, berbagai tawaran menggiurkan diberikan kepada saya, termasuk untuk berpindah kewarganegaraan, namun saya selalu mengatakan tidak," ujar Prof Habibie.
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa konsisten dan tingginya dedikasi prof Habibie kepada negara dan bangsa Indonesia.
Baca juga, Cerita Habibie yang Memegang Teguh Status Warga Indonesia.
Dalam buku "Habibie dan Ainun" BJ Habibie mengungkapkan bagaimana momen-momen ketika rasa cinta Tanah Airnya diuji. Salah satu momen yang tak terlupakan adalah bagaimana ia ditawarkan bekerja di Boeing. Tawaran itu datang mengingat karya S3 Habibie tentang konstruksi ringan kecepatan supersonic bahkan hipersonic.
"Pekerjaan dan fasilitasnya yang ditawarkan sangat menarik dan meyakinkan. Saya diberi waktu untuk mempertimbangkannya," ujar Habibie dalam buku itu. Dengan berbagai pertimbangan ia menolak.