REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kediaman Perdana Menteri Inggris mengatakan, komentar Menteri Luar Negeri Boris Johnson pada Arab Saudi tidak mewakili "posisi pemerintah". Rekam jejak telah muncul dari sebuah acara minggu lalu di mana Johnson mengatakan, Inggris sekutu Arab Saudi terlibat dalam "perang proxy" di Timur Tengah.
Dilansir dari BBC, Jumat (9/12), juru bicara Perdana Menteri mengatakan ini adalah pandangan pribadi Johnson. Wartawan diplomatik BBC James Landale menyebutnya sebagai "tampikan yang cukup kuat" untuk Johnson. Komentar Johnson dibuat di sebuah konferensi di Roma minggu lalu, tapi hanya muncul setelah surat kabar The Guardian menerbitkan rekaman acara.
Di dalamnya, Menlu Inggris tersebut mengatakan, "Ada politisi yang memutar dan menyalahgunakan agama dan tekanan yang berbeda dari agama yang sama dalam rangka untuk mencapai tujuan politik mereka sendiri".
"Itu salah satu masalah politik terbesar di seluruh wilayah dan tragedi bagi saya. Dan itulah mengapa Anda memiliki perang proksi ini sedang berjuang sepanjang waktu di daerah itu-karena kepemimpinan yang tidak cukup kuat di negara Anda sendiri."
Johnson mengatakan, pada konferensi Med 2, "Tidak ada karakter yang cukup besar, orang-orang besar, laki-laki atau perempuan, yang bersedia untuk menjangkau melampaui Sunni atau Syiah atau kelompok apa pun ke sisi lain dan merangkul masyarakat bersama-sama dan untuk mengembangkan kesatuan nasional lagi".
"Itulah apa yang kurang. Dan itulah tragedi itu," katanya. Dia menambahkan. bahwa "kepemimpinan visioner" diperlukan di wilayah tersebut.