REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying, mengatakan ia akan mengakhiri kepemimpinannya mulai Juli tahun depan. Keputusan itu dibuatnya dengan alasan untuk kepentingan keluarga.
Leung menuturkan, ia telah memutuskan tidak lagi mencalonkan diri karena ingin memenuhi tugas sebagai seorang suami dan ayah. Keinginannya tersebut bukan karena kinerjanya yang buruk selama menjadi Kepala Eksekutif dari kota semi-otonom itu.
Seperti dilansir dari The Guardian, Leung banyak dikritik oleh aktivis pro-demokrasi dan anggota parlemen Hong Kong. Ia dianggap sebagai boneka dari Pemerintah Cina.
Namun, Leung mengatakan, pemerintah pusat Cina selama ini sangat mendukung kepemimpinannya selama bertahun-tahun. Beberapa pekan terakhir, rakyat Hong Kong mempertanyakan siapa yang akan diizinkan Beijing untuk menggantikan Leung pada pemilu Maret mendatang.
Media lokal melaporkan, putri Leung sedang menjalani perawatan selama lebih dari satu bulan, dengan alasan yang belum diketahui. Leung mengaku tidak ingin memberikan detail mengenai keadaan keluarganya.