REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia diperkirakan menahan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" sebesar 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur pekan depan, dan mengakhiri pelonggaran moneter sebesar 150 basis poin sepanjang 2016.
Ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi dalam tanggapannya melalui surat elektronik di Jakarta, Jumat (9/12), mengatakan sebagian besar dampak pelonggaran kebijakan moneter bank sentral sepanjang tahun ini akan terasa di awal 2017 bagi perekonomian. Untuk 2017, DBS melihat BI akan menerapkan kebijakan moneter yang masih akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Namun, kami melihat di semester II 2017, ada kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin," kata ekonom yang berbasis di Singapura tersebut.
Sepanjang 2016, selain penurunan suku bunga acuan 150 basis poin, BI juga telah melonggarkan Giro Wajib Minimum Primer sebesar 150 basis poin. Transmisi kebijakan moneter terhadap suku bunga perbankan diakui belum maksimal. Hingga Oktober 2016, suku bunga kredit baru turun 62 basis poin, sedangkan suku bunga deposito sudah turun sebesar 129 basis poin.