Jumat 09 Dec 2016 19:30 WIB

Ilmu Astronomi dan Pertanian Berkembang Pesat di Sevilla

Rep: Yusuf Ashiddique/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Ilmuwan Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat Al-Urjuza al-Yasminiya, yang kemudian menjadi maha karyanya, ditulis di Sevilla. Begitu besar rasa cinta pada kota itu membuat tokoh hebat ini tidak ingin meninggalkannya. Al-Ishbilli berkarya hingga akhir hayatnya di sini. Dunia ilmu tidak melupakan figur yang satu ini, yakni Abu Muhammad Jabir Ibnu Aflah. Keahliannya terutama pada bidang astronomi. Selain itu, ia sangat menguasai ilmu hitung.

Kehebatan Ibnu Aflah dikagumi banyak kalangan, bahkan bangsa Eropa punya panggilan khusus, Geber, yang kerap bersinggungan dengan nama Latin, Jabir Ibnu Hayyan. Seperti halnya al-Ishbilli, sebagian besar masa hidup Ibnu Aflah dihabiskan di Sevilla. Karya besarnya mencakup Kitab al- Haiaa (Koreksi pada Almagest). Di dalamnya dibahas teori gugus planet dekat (Venus dan Merkurius) juga garis edarnya antara matahari dan bumi.

Ia sekaligus mengkritik pemikiran Ptolemeus. Ide dan gagasan Ibnu Aflah terbukti memberi perbaikan penting di lingkup astronomi. Warisan intelektual yang lain adalah model tata surya untuk menggambarkan pergerakan benda-benda angkasa. Prestasi besar ditorehkan Muhammad Ibnu Fattuh al- Khamairi. Kepiawaian dalam mencipta beragam instrumen astronomi menempatkannya dalam jajaran tokoh ilmu paling berpengaruh dari Sevilla.

Al-Khamairi berhasil membangun sebuah astrolabe di kota tersebut. Tepatnya pada 1213. Laman muslimheritage memperkirakan, setidaknya ada delapan instrumen serupa yang dibuat. Kini, alat-alat itu disimpan di beberapa museum besar di Eropa, atau menjadi koleksi pribadi.

Pertanian Sektor pertanian yang maju pesat di Sevilla pada masa itu turut menarik perhatian kaum cendekia. Muncul nama Abu Zakaria Yahya Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad al-Awwam. Kitab Al-Filaha yang ditulisnya mengulas secara mendalam seluk-beluk pertanian. Risalahnya pada bidang ini, Al-Filaha, menjadi karya istimewa pada abad pertengahan, puji Philip K Hitti. Karya itu mencakup dua bagian utama. Pertama yang berisi tentang karakteristik lahan, pengairan, dan jenis tanaman.

Dan kedua membahas aspek pemilihan bibit, musim panen, cara bercocok tanam, juga penanganan pascapanen. Pengaruh buku ini sangat besar dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Ahli botani disematkan pada figur bernama lengkap Abu Abbas Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Mufarraj. Ia lebih di kenal dengan nama al-Nabati. Dia kelahiran Sevilla, tepatnya pada 1240. Ibnu Mufarraj punya kaitan erat dengan ilmuwan besar Ibnu al-Baytar, karena ia adalah gurunya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement