REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang penumpang harus mendapatkan perawatan setelah ditabrak oleh bus penumpang Citilink di Bandara Halim Perdanakusuma (HPK) Jakarta.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang netizen, Edo Ginting. Ia mengatakan neneknya Ingan Malem Parangin-angin (82) mendapatkan pelayanan kru pesawat dan fasilitas kesehatan yang buruk di Bandara Halim Perdanakusuma (HPK) Jakarta.
Akibatnya, Ingan harus dilarikan ke RS AURI, HPK, dan RS Pusat Otak Nasional, Jakarta akibat tertabrak bus penjemput milik maskapai Citilink, Senin (5/12).
"Nenek saya beberapa hari yang lalu di tabrak oleh bus penumpang Citilink pada saat menuju tangga pesawat," ujarnya, Jumat (9/12).
Di akun tersebut Edo mengatakan sampai saat ini belum ada respon dari pengelola bandara. Ia pun berencana untuk membawa persoalan ini ke ranah hukum.
"Kami akan tuntut secara hukum," katanya.
Sementara Helena Surbakti (50), putri korban yang ada dilokasi kejadian saat ibundanya ditabrak oleh bus penjemput penumpang milik Citilink menceritakan kejadian tertabraknya Ingan.
Menuju Medan, Ingan menggunakan Batik Air dengan tujuan Bandara Kualanamu, Medan, dengan jadwal keberangkatan pukul 14.00 WIB dari Bandara HPK. Namun dengan alasan teknis keberangkatan di delay menjadi pukul 15.45 WIB.
Kemudian, tepat pada jadwal keberangkatan yang sudah di reschedule pihak Batik Air, Ingan yang menggunakan kursi roda di dorong kru Batik Air menuju Apron untuk kemudian menaiki pesawat.
Di pesawat tujuan yang sama, bukan Ingan saja yang menggunakan kursi roda, tetapi ada 4 penumpang lainnya dengan kondisi yang sama. Ironisnya, petugas yang melayani ke 4 penumpang difabel hanya seorang diri dan Ingan merupakan penumpang pertama yang didorong memasuki Apron bandara.
Kemudian petugas tersebut kembali menjemput 3 orang lainnya, dan Ingan ditinggalkan dipinggir Apron sambil menunggu bus penjemput dari Batik Air. Pada saat bersamaan, bus penjemput Citilink menuju Apron untuk menjemput para penumpangnya yang pada saat bersamaan akan terbang ke Kualanamu, Medan.
Namun bus Citilink yang menjemput Ingan justru menabrak kursi roda yang digunakannya. Padahal, sebelum bus itu menabrak kursi rodanya, Ingan sempat memukul-mukul bumper depan bus dengan tongkat yang dipegangnya. Tetapi bus terus melaju dan akhirnya menabrak kursi roda yang ditumpangi Ingan hingga terjungkal.
"Karena kursi roda telah lengket di bumber depan roda kiri bus Citilink, maka supir memberhentikan busnya,” kata Helena.
Namu mengetahui bus yang dikemudikannya menabrak orang, sopir seolah-olah tidak merasa bersalah atau khawatir terhadap orang yang ditabraknya. Sopir hanya memberhentikan laju bus tanpa turun dari kendaraannya untuk menolong atau sekedar melihat orang yang baru ditabraknya.
Reaksi amarah kontan menghingapi para penumpang yang ada di dalam bus Citilink tersebut. Puluhan orang yang ada didalam bus nyaris menghakimi sopir, karena terkesan tidak memperdulikan kejadian yang baru dialaminya.
Akibat kejadian tersebut ibundanya mengalami pendarahan di bagian kepala dan tangan kiri yang mengalami luka-luka. Saat kejadian tidak ada seorangpun petugas di Bandara HPK yang memberikan pertolongan pertama. Akhirnya Helena membawa sendiri sang ibunda ke klinik bandara tersebut.
Namun, karena ketidaklengkapan peralatan medis di klinik bandara, akhirnya Helena langsung membawa ibunya yang masih mengeluarkan darah dari kepala menuju RS AURI.
"Untuk memastikan kondisi kondisi di kepala ibu saya, dihari yang sama kami memindahkan ibu ke RS Pusat Otak Nasional di Cawang, Jakarta untuk melakukan CT scan. Bersyukur dari hasil pemeriksaan tidak ada gegar otak," ujarnya.
Hingga saat ini, pihak Citilink maupun Bandara Halim Perdanakusuma belum memberikan konfirmasi terkait insiden tersebut