Sabtu 10 Dec 2016 11:20 WIB

Intelijen Inggris: Israel Ancaman Serius Bagi Timur Tengah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Anak perempuan Palestina yang marah dengan tentara Israel
Foto: wonderslist.com
Anak perempuan Palestina yang marah dengan tentara Israel

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Harian Prancis, Le Monde, melaporkan selain memata-matai militer Israel, intelijen Inggris juga memata-matai diplomat dan perusahaan-perusahaan dari negara Zionis itu. Sebuah dokumen yang bocor milik intelijen Inggris (GCHQ) bahkan menyebut Israel sebagai ancaman serius bagi Timur Tengah.

"Israel merupakan ancaman nyata bagi keamanan regional, terutama karena posisi negara itu terhadap Iran," ungkap bocoran dokumen rahasia yang ditulis pada 2009 itu seperti dilansir dari The Haaretz.

Menurut Le Monde, GCHQ mengumpulkan informasi mengenai diplomat-diplomat Israel dan pejabat-pejabat tinggi di Kementerian Luar Negeri Israel. Inggris juga memata-matai otoritas Palestina.

Korespondensi surel milik Duta Besar Israel untuk Nigeria dan Kenya juga menjadi incaran intelijen Inggris. Inggris turut mengamati Ophir Optronics, perusahaan yang bergerak dalam produksi serat fiber yang bekerja sama dengan badan pertahanan Israel, dan Racah Institute of Physics di Hebrew University Yerusalem.

GCHQ juga terus melacak ponsel milik Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan kedua putranya, Yasser dan Tarek Abbas, sejak 9 Desember 2008. Pelacakan dilakukan tiga pekan sebelum militer Israel melakukan serangan ofensif di Gaza pada Januari 2009. Le Monde mengatakan, Inggris kemungkinan telah bersedia membantu Israel mempersiapkan serangan.

Dari akhir 2008 hingga 2009, intelijen Inggris memonitor komunikasi antara Sekretaris Jenderal Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) dengan sejumlah delegasi Palestina, di sejumlah negara seperti Prancis, Belgia, Portugal, Pakistan, Afrika Selatan, dan Malaysia. Inggris juga memata-matai anggota Parlemen Arab Israel, Dr. Ahmad Tibi, dan mantan Perdana Menteri Palestina, Ahmed Qurei.

Laporan Le Monde ini keluar dari dokumen yang dimiliki oleh mantan pegawai Badan Keamanan AS (NSA) Edward Snowden. Dalam  laporan itu, menyatakan pasukan otoritas Palestina bukan merupakan ancaman bagi AS dan sekutunya. Kekuatan Palestina justru dianggap sebagai kekuatan terbaik dalam menghadapi konflik di wilayahnya.

Baca juga, Israel Kembali Rampas Tanah Palestina di Tepi Barat.

Dokumen NSA lainnya tertanggal 18 April 2013 menunjukkan kedekatan NSA pada era 1980-an dengan Electronic Warfare Directorate, agen rahasia Yordania. Keduanya bekerja sama memprioritaskan sasaran yang ditargetkan NSA di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement