REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan belajar mengajar tampak masih lumpuh di SDN Peulandok Tunong, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Sabtu (10/12). Pasalnya, puluhan siswa dari sekolah yang rusak parah tersebut masih trauma dengan bencana gempa bumi yang terjadi pada Rabu (7/12) kemarin.
Wakil Kepala Sekolah, Wardiah (55 tahun) mengaku belum berani mengaktifkan kegiatan belajar, melihat anak-anak didiknya tersebut masih trauma. "Belum ada kegiatan belajar mengajar hingga zaat ini. Kemarin kosong dari hari pertama gempa, baru hari ini, kami tidak berani soalnya kemarin," ujar Wardiyah saat ditemui Republika.co.id di sekolah tersebut.
Wardiyah mengatakan, anak didiknya berjumlah 93 siswa. Mereka kini sudah tak mempunyai buku tulis lagi maupun tas. Mereka datang ke sekolah tanpa membawa apa pun. Namun, sebagain sudah ada yang mengenakan seragam pramuka.
Berdasarkan pantauan, beberapa rekawan kemudian datang ke sekolah tersebut untuk memberikan bingkisan peralatan belajar kepada mereka. Mereka menyerahkan bantuan tersebut kepada para siswa yang sudah berbaris rapi.
Seorang relawan dari Yayasan Perguruan Islam Al-Azhar, Ulfa Mutiya (21) mengaku ia dan teman-temannya sudah melakukan survei terhadap beberapa sekolah di Kecamatan Trienggadeng. SDN Peulandok Tunong, kata dia, merupakan sekolah yang mengalami kerusakan terparah.
Menurut, para siswa saat ini masih perlu bantuan trauma healing. Karena itu, rencananya mereka akan memberikan terapi terlebih dahulu, setelah itu, baru akan membantu para guru untuk mengajar.
Perempuan yang pernah menjadi korban tsunami Aceh tersebut menyatakan berniat membantu karena pernah mengalami musibah serupa. "Begini saja Mas, yang besar aja masih trauma, apalagi anak-anak kan mas," kata dia.